Jumat, 20 April 2012

Sinopsis To Liong To 2003 episode 22

 Hoan Yao berkata bahwa Pangeran Ruyang sangat ingin membasmi seluruh aliran di dunia persilatan, dan menerima rencana Sengkun untuk memecah belah dunia persilatan. Langkah pertamanya adalah membasmi sekte Ming. Yo Siauw tidak menyangka Sengkun akan berkomplot dengan Mongol. Bu Ki berkata Sengkun adalah halangan terbesar Sekte Ming dan sampai sekarang belum ada kabar beritanya. Kemudian Raja Kelelawar nyeletuk, “Kau,pasti kau pengawal kanan Hoan,..” Semuanya tidak mengerti maksud Raja Kelelawar. Yo Siauw yang mengerti langsung bertanya apakah Hoan Yao yang memutar patung di kuil Shaolin. Hoan Yao berkata ia melakukannya diam-diam agar tak ada fitnah yang timbul pada sekte Ming. Kemudian Bu Ki memutuskan untuk menyelamatkan dan bekerja sama dengan 6 aliran lainnya untuk melawan Mongol. Musuh mereka sangat banyak dan akan sangat sulit, kecuali jika ada penawar untuk racun pelemah otot yang diderita anggota 6 partai besar, baru bisa menyelamatkan mereka. Bu Ki setuju dengan Hoan Yao, dan kemudian bertanya darimana bisa mendapat penawar. Menurut Hoan Yao, penawarnya ada pada 2 ketua xuanming, satu membawa racun, satunya membawa penawar. Bu Ki merasa pasti sangat sulit mengambil penawar karena kungfu 2 tetua xuanming sangat hebat. Yo Siauw bertanya, apa kegemaran 2 ketua xuanming, dan Hoan Yo berkata Luk Tung Kek suka wanita dan Ho Pit Ong suka minum. Yo Siauw bertanya apa ada obat yang bisa membuat orang seperti terkena racun pelemah otot. Bu Ki berkata itu tidak sulit, ternyata Yo Siauw memiliki rencana.
Tampak Tio Beng sedang mondar mandir di depan sebuah pagoda,menunggu kedatangan tiga jagoannya. Saat A San, A ji, dan A Da tiba, ia langsung bertanya apakah mereka menemukan Kou Tao Tu (nama samaran Hoan Yao). Tapi trio pengawal itu tak menemukannya. Tio Beng kesal karena Kou Tao Tu menghilang disaat penting seperti ini. Lalu ‘Kou Tao Tu’ datang dan Tio Beng langsung bertanya darimana saja dia. ‘Kou Tao Tu’ yang pura-pura bisu menggunakan tangannya yang mengisyaratkan ia mengikuti Thio Bu Ki. Tio beng agak curiga. Ia bertanya apa ia tau tempat tinggal Thio Bu ki? ‘Kou Tao Tu’ mengangguk. Tio Beng mengancam jika ‘Kou Tao Tu’ berani berbohong maka kepalanya jadi jaminan. Tio Beng kemudian minta disiapkan pasukan lalu minta ‘Kou Tao Tu’ mengantarnya ke tempat Thio Bu Ki. ‘Kou Tao Tu’ mengangguk.
Mereka tiba dan menggeledah sebuah kuil. Ternyata Bu Ki dan orang-orangnya sudah pergi. ‘Kou Tao Tu’ lega karena Bu Ki sangat pintar, jadi usahanya selama ini tidak sia-sia. Tio beng minta maaf pada ‘Guru Kou’nya karena sempat salah paham padanya. Ia kemudian minta ‘Kou Tao Tu’ dan 2 Ketua Xuanming menjaga Kuil Wan An, takutnya Bu Ki datang menyelamatkan tawanan mereka. ‘Kou Tao Tu’ khawatir jika ia dan 2 Ketua Xuanming tinggal di Kuil Wan An, maka rencana Bu Ki tidak akan berjalan lancar, karena skenario yang ia siapkan tidak sesuai dengan rencana semula, dan ia juga tidak bisa memberitahu Bu Ki.
Di keramaian pasar tampak pasukan Mongol lewat dan diikuti oleh seorang mata-mata sekte Ming. Mata-mata itu kemudian masuk ke sebuah penginapan tempat persembuyian Bu Ki dan disambut Raja Kelelawar. Ia melaporkan Tio Beng benar-benar menuju ke tempat mereka sebelumnya. Bu Ki lega mereka tak ketahuan dan identitas Pengawal Hoan tidak terbongkar. Siao Ciao sudah selesai meramu obat dengan resep yang diberikan Bu Ki. Kemudian Bu Ki minta Siao Ciao memasukkannya ke tutup botol arak. Yang bertugas mengantarkannya dalah Raja Kelelawar.
Keesokan harinya, Raja kelelawar dan Hoan Yao bertemu diam-diam.Raja Kelelawar menyerahkan tutup tempat arak itu pada Hoan Yao yang bingung. Raja kelelawar kemudian menjelaskan cara penggunaan obat bius tersebut yang dipasang di tempat arak. Hoan Yao kagum pada pemikiran ketua mereka. Ia juga melaporkan perubahan yang terjadi pada rencana mereka. Raja kelelawar bingung, semuanya akan sangat sulit dan tidak sesuai rencana. Hoan Yao mengusulkan untuk mengundur rencana mereka, tapi rencana ini sudah setengah jalan, tak bisa diundur lagi. Mereka memutuskan melanjutkan rencana semula.
Malam harinya, Raja Kelelawar menyelinap ke suatu tempat. Di kediamannya, Tio Beng sedang membasuh kakinya. Saat membasuh kakinya, ia teringat ucapan Buki yang mengatakan ia tak tau malu,sebentar tertawa sebentar menangis dan ia gadis yang lebih berbahaya dari 10 pria. Tio Beng tersenyum mengingat semua itu, dan menyuruh pelayannya keluar. Tio Beng kemudian mengelap kakinya dengan penuh sayang dan tak bisa menahan kebahagiaannya serta tersenyum lebar. Tapi kemudian ia yakin Bu ki masih ada di Ibukota untuk menyelamatkan para pendekar. Ia kemudian bertanya-tanya dimana Bu ki berada, kemudian ingat satu nama – Cha A Gu, dan menyadari sesuatu.
Di penginapan, Yo siauw memaksa ikut Bu ki ke kuil Wan An, tapi Bu ki menolak karena misi ini sulit dan tak ada hubungannya dengan Sekte Ming. Bu Ki takut jika terjadi apa-apa dengannya, Yo siauw bisa menggantikan dirinya memimpin Sekte Ming. Ia kemdian meminta Yo siauw dan salah satu anggota mereka untuk berjaga di luar, kalau-kalau ada berita dari Raja Kelelawar atau Pengawal Kanan Hoan.
Penjagaan di Kuil Wan An sangat ketat. Hoan Yao berusaha mencari ide agar bisa minum arak bersama Ho Pit Ong. Tak lama ia mencium aroma masakan. Saat ditelusuri ternyata 2 dari A San dan A Ji sedang memasak sup daging anjing. Hoan Yao mencicipi sup itu dan arak yang ada disana, tapi kemudian memuntahkannya lagi. Ia kemudian menawarkan araknya pada kedua pengawal itu. Mereka berdua senang, apalagi araknya sangat bagus. Tak lama datanglah Ho Pit Ong. Mereka berempat kemudian minum arak bersama dan berpesta ria. Sementara Luk Tung Kek keluar dari kamarnya. Ternyata Raja Kelelawar sudah mengintai dari jauh sambil membawa sebuah gelondongan. Ia meletakkan gelondongan itu di ranjang Luk Tung Kek dan pergi menjauh. Luk Tung Kek masuk ke kamarnya dan kaget melihat ada gelondongan di tempat tidurnya. Ia menutup pintu dan membuka gelondongan itu, ternyata istri Koke Taermur yang tak sadarkan diri. Ini membangkitkan nafsu bejat Luk Tung Kek. Sementara siasat Hoan Yao berhasil, Ho Pit Ong , A Ji, A San mulai sakit perut. Hoan Yao pura-pura sakit perut dan menulis di meja bahwa ini gejala keracunan pelemah otot. Kedua pengawal Tio beng itu mencurigai Ho Pit Ong meracuni mereka karena hanya Ho Pit Ong dan Luk Tung Kek yang memegang racun itu, tapi Ho Pit Ong menyangkalnya dan berkata bahwa ia juga terkena racun. Hoan Yao kemudian meminta penawarnya. Ho Pit Ong setuju untuk mencari penawarnya baru cari orang yang meracuni mereka. Penawarnya da di Luk Tung Kek. Sementara itu, Koke Termur marah-marah mengetahui istrinya diculik orang.
Di Kamarnya, Luk Tung Kek mengelus pipi istri Koke, saat Ho Pit Ong dan yang lain datang dan minta dibukakan pintu karena ada masalah penting. Luk Tung Kek menutupi istri Koke dengan selimut dan membuka pintu. Ho Pit Ong dan yang lainnya sudah tak sabar langsung masuk dan minta penawar. Luk Tung Kek bingung bagaimana merek bisa keracunan padahal racun ada pada Ho Pit Ong, tapi mereka juga tak tahu. Luk Tung Kek akan menolong mereka, dan saat memegang tangan Hoan Yao, ia sadar Hoan Yao tidak keracunan.
Hoan Yao memukul Ho Pit Ong dan yang lainnya hingga pingsan, dan bertarung dengan Luk Tung Kek. Hoan Yao kemudian membuka selimut yang menutupi istri Koke, dan menghardik Luk Tung Kek yang berani menculik istri Koke. Luk Tung Kek kaget karena Hoan Yao ternyata tidak bisu. Ia bertanya apa tujuan Hoan Yao sebenarnya. Hoan Yao ingin mengadu domba Luk Tung Kek dengan Mongol berkata bahwa ia diperintah Pangeran Ruyang berpura-pua bisu untuk mengawasi 2 Ketua Xuanming yang berilmu tinggi . Awalnya Luk Tung Kek goyah,tapi ia berkata tidak mempercayainya. Hoan Yao menyudutkan Luk Tung Kek dengan istri Koke. Luk Tung Kek bertanya apa mau Hoan Yao sebenarnya. Hoan Yao ingin Luk Tung Kek merahasiakan Kou Tao Tu yang bisa bicara. Saat itu, istri Koke siuman, dan Hoan Yao langsung menotoknya. Ia menawarkan cara dengan membunuh istri Koke atau menyembunyikannya. Luk Tung Kek yang pintar bertanya apa sebenarnya yang ‘Guru Kou’ inginkan. Hoan Yao mengarang sebuah cerita palsu untuk mendapat penawar, bahwa ia dan Biat Coat punya hubungan dan Ciu Ci Jiak adalah anak mereka. Hoan Yao ingin menyelamatkan Biat Coat dan ‘putrinya’. Luk Tung Kek senang dengan pertukaran ini. Ia kemudian memberikan penawar pada Hoan Yao. Hoan Yao heran karena penawarnya sangat sedikit dan minta ditambah lagi. Itu malah membuat Luk Tung Kek curiga yang ingin diselamatkan bukan hanya Biat Coat dan Ci Jiak saja, tapi Hoan Yoan menyangkalnya. Belum sempat berkata lagi, anak buah Koke datang karena jejak penculik selir Koke berakhir disana. Luk Tung Kek panik, tapi Hoan Yao menyuruhnya tenang dan menjawab biasa. Luk Tung Kek beteriak bahwa tak ada siapapun disana dan ia ingin tidur. Pengawal itu mengeti dan akan melaporkannya pada pangeran. Luk Tung Kek panik tapi Hoan Yao mengusulkan menyembunyikan selir Koke di kuil Wan Anyang langsung disetujui oleh Luk Tung Kek. Tidak akan ada yang menyangka kalau selir Koke ada di kuil Wan An, dan Hoan Yao juga akan membantu. Saat akan masuk ke kuil, Tio Beng datang.
Tio Beng datang mencari ‘Guru Kou’ dan memintanya menemani Tio Beng ke suatu tempat. Hoan Yao khawatir rencananya sia-sia. Tio Beng melihat gelondongan yang dibawa ‘Guru Kou’nya dan bertanya apa itu. Luk tung Kek memberitahu bahwa itu adalah selimut ’Kou Tao Tu’. Luk Tung Kek mengarang alasan, mereka takut orang sekte Ming datang, jadi berencana tidur di Kuil. Tio beng sneang dan menyuruh ‘Guru Kou’ memberikan selimutnya pada Luk Tung Kek dan mengikutinya. Luk Tung Kek masuk ke sebuah kamar dan membuka gelondongan itu. Ia bicara pada selir Koke dan kemudian menciumnya.
Luk Tung Kek berpikir harus membantu ’Kou Tao Tu’ agar ia tutup mulut, dan berpikir melepaskan Biat Coat dan Ciu Ci Jiak. Ia ingin memanfaatkan kekacauan yang dilakukan Bu Ki sebagai alasan bahwa Bu Ki yang sudah menyelamatkan Ci Jiak dan Biat Coat.
Sementara itu, Tio Beng dan Hoan Yao sudah sampai di kediaman Bu Ki yang sekarang. Hoan Yao heran Tio Beng tahu tempat persembunyian Bu Ki, tapi dari tatapan Tio Beng seperti tidak akan mencari masalah. HoanYao curiga Tio Beng menyukai ketuanya. Ia tau kalau Tio Beng membawanya dan bukannya membawa 2 ketua xuanming karena ia bisu, tak bisa bocorkan rahasia. Hoan Yao sampai tersenyum tau Tio Beng menyukai ketuanya. Tio Beng bertanya kenapa tersenyum, sampai Hoan Yao salah tingkah. Pelayan datang dan Tio Beng berkata bahwa ia mencari seorang bernama Cha A Gu. Di dalam Bu Ki sedang bersiap-siap dibantu Siao Ciao. Di Luar, Yo Siauw minta Chu Yuan Chang menyiapkan pasukannya. Ia hanya ingin pergi ke kuil Wan An dan tidak membantu orang, jadi tidak melanggar perintah ketua. Saat Bu Ki akan pergi, pelayan memberitahu kalau ada seorang Nona Tio mencarinya. Yo Siauw memuji Tio Beng yang dengan cepat menemukan mereka. Siao Ciao memperingatkan Bu Ki tentang pakaian hitam-hitamnya. Bu Ki menemui Tio beng setelah berganti pakaian. Tio Beng menyindirnya yang membawa banyak orang.Bu ki khawatir identitas pengawal Hoan terbongkar. Tio Beng ingin bicara dengan Bu ki di tempat lain, Bu ki mengikutinya walau Yo Siauw melarang.
Di Kuil Wan An, Luk Tung Kek masuk ke tahanan dan menyeret Ci Jiak dan Biat Coat. Ci Jiak melarang Luk menyakiti gurunya. Luk menyindirrnya “benar-benar ibu dan anak”. Biat Coat marah karena dihina seperti itu. Tapi Luk tak perduli dan menyeret mereka keluar meninggalkan Teng Binkun dan seorang temannya di tahanan. Luk melempar mereka ke sebuah ruangan dan mengancam akan membunuh mereka. Biat Coat marah dan minta pisau, ia sendiri yang akan bunuh diri. Luk mengunci mereka di ruangan itu dan mengambilkan pisau. Saat Luk pergi, Biat Coat bertanya pada Ci Jiak apakah Ci jiak menyukai Bu ki. Ci jiak menyangkalnya. Biat Coat ragu, tapi Ci jiak meyakinkannya. Baiklah kalau begitu, Biat Coat meminta Ci jiak bersumpah atas nama langit bahwa ia tidak akan menyukai ataupun menikah dengan Bu Ki. Jika ia menikah dengan Thio bu ki, maka arwah orang tuanya dan gurunya tidak akan tenang di alam baka, Jika punya anak dengan Bu ki, yang laki-laki akan jadi budak, yang perempuan akan jadi pelacur. Dengan berat hati, Ci jiak bersumpah sesuai instruksi gurunya.
Di sebuah kedai, Tio Beng mentraktir Bu ki makan malam (istilah kerennya sekarang candle light dinner.. wkwkw). Ia mengajak bu ki minum arak. Seperti bisa membaca pikiran Bu Ki, ia mencicipi arak di gelas Bu Ki dan berkata itu tak beracun. Bu Ki berkata jika ada yang ingin dibicarakan, katakan saja. Tio Beng tak mau terburu-buru, ia ingin minum 3 gelas baru bicara. Ia mengajak Bu Ki besulang. Awalnya Bu Ki ragu, tapi ia minum juga .. Jika masih ragu, setiap gelas akan kucicipi dulu. Hoan Yao mengintip mereka dari balik pintu dan pergi.
Di kuil, Ci Jiak menghapus air matanya dan Biat Coat tampak terharu. Ia meminta Ci Jiak bangun dan berkata semua demi kebaikan Ci Jiak. “Kau masih muda, kelak aku tak bisa menjagamu lagi. Jika kau mengikuti jejak Ki Siao Hu, aku tak akan tenang” katannya. Biat Coat ingin Ci Jiak meneruskan partai Gobi. Ia melepas cincin kebesaran partai Gobi, peninggalan kwee siang. Ia minta Ci Jiak berlutut dan menerima perintahnya untuk menjadi ketua generasi ke 4 Gobi. Ia memakaikan cincin itu ke tangan Ci Jiak. Dan resmilah Ci jiak sebagai ketua Gobi generasi ke 4.
Hoan Yao diam-diam menyelinap ke ruangan tempat selir Koke disekap, mengira ketua Luk habis bersenang-senang dengannya, dan merasa itu kesempatan baik untuk mengambil penawar. Ia membunuh orang di balik selimut dan saat membukanya, ia terkejut karena yang mati adalah selir Koke.
Di kedai, Tio Beng bertanya pada Buki apa Bu Ki tau siapa dirinya. Bu Ki bilang tidak tahu, lalu Tio beng memberitahu siapa dia, yang merupakan putri pangeran Ruyang. Tapi Bu Ki tidak terkejut, Tio beng jadi curiga kalau Bu Ki sudah tau identitasnya, tapi Bu ki menyangkalnya. Bu ki hanya tau kalu Tio Beng masih muda tapi sudah punya banyak pesilat tangguh, pasti latar belakangnya tidak biasa. Tio Beng kemudian bertanya, jika ia membunuh Ci Jiak apa yang akan dilakukan Bu Ki. Bu Ki berkata Ci jiak tak punya kesalahan, mengapa harus dibunuh. Tapi Tio Beng tidak peduli, bersalah atau tidak , jika aku tak suka maka akan kubunuh. Tapi ada orang yang terus bersalah padaku, tapi aku tak mau membunuhnya, seperti kau. Bu Ki yang tak paham juga kalau saat itu Tio Beng sedang ‘menembaknya’ berkata ia menyakiti Tio Beng karena terpaksa, tapi ia berterimakasih saat Tio Beng mau menyembuhkan paman ke 3 dan ke 6 nya. Tio Beng tidak mengerti, ia sudah menyakiti mereka tapi Bu Ki berterimakasih padanya. Tio Beng kemudian kembali pada pertanyaannya yang semula, apa yang akan dilakukan BuKi? Apakah akan balas dendam? Tio beng merengek dengan manja, tapi Buki bilangg tidak tau. Tio Beng malah merasa Bu Ki tak mau menjawabnya. Bu Ki lalu bercerita saat kecil ia melihat sendiri orang tuanya mati dan ia tau pembunuhnya. Tapi ia tak mau balas dendam, karena toh orang tuanya tak akan hidup lagi. Ia ingin semua orang hidup damai tanpa dendam, saling memaafkan dan tidak membunuh. Bu ki kemudian merasa aneh, kata-kata yang ia ucapkan bahkan tak ingin ia ucapkan pada kakek gurunya dan orang-orang yang dekat dengannya, tapi justru keluar saat bicara dengan Tio Beng. Tio Beng tersenyum senang, ia bahkan bercanda saat Bu Ki akan minum dengan berkata minumannya beracun. Tio beng tertawa dan berkata” jika aku mau meracunimu sudah dari tadi, tak perlu tunggu sampai sekarang, kau begitu sedih, aku hanya ingin mengganti suasana ” . BuKi, “ Kadang aku tak bisa membedakan mana kau yang asli dan palsu”
Tio Beng lalu berkata bahwa ia sangat berbeda dengan Bu ki, ia akan membunuh semua orang yang ingin ia bunuh. Bu Ki berkata hati Tio Beng tidak akan tenang, karena orang yang akan ia bunuh akan meninggalkan keluarga dan istrinya., contohnya ayah angkatku, ia membunuh banyak orang dan hatinya dipenuhi penyesalan.Bu Ki lalu bertanya apa Tio Beng sudah membunuh banyak orang? “Suatu saat kelak aku akan membunuh banyak orang. Leluhurku adalah seorang pahlawan, jika aku laki-laki, aku pasti akan berjaya” Tio Beng kemudian menagih jawaban Bu Ki mengenai pertanyaannya..Bu Ki berkata jika Tio beng membunuh Ci Jiak, maka ia tak mau lagi berteman dan ketemu Tio beng lagi. Tio beng tertawa karena jawaban Bu Ki sangat lucu, “apa kau menganggapku teman?” Bu Ki menjawab, jika ia membenci tio beng maka ia tak akan minum bersama Tio beng. “Aku tidak mau membenci orang, orang yang paling kkubenci adalah Sengkun, tapi ia mati atau tidak, aku tak peduli.”
“bagaimana dengan aku, kalu aku mati besok apa itu penting bagimu? Mmmm.. Kau pasti bersyukur Tio Beng yang keji akhirnya mati dan tidak akan ada masalah lagi denganmu”
“tidak, aku tidak berharap kau mati,” Tio Beng senang sekali, seyumnya lebaaar.. “Benarkah?”
“Benar, saat raja kelelawar mengancam akan menggores wajahmu, aku benar-benar mengkhawatirkanmu, kelak kau jangan menyulitkanku lagi ya,kau lepaskan 6 alian besar dan kita berteman saja”
“Aku juga berpikir begitu, kau ketua sekte Ming, bisa membujuk mereka mengabdi pada pemerintah Mongol,”
Tapi, Thio bu ki tidak mau karena Kaisar bodoh dan pejabat korup, menyengsarakan rakyat. Thio beng marah karena penghinaan terhadap kaisar. Mereka bangun dan saling menatap tajam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar