Kamis, 26 April 2012

Sinopsis To Liong To 2003 episode 27

Singa Emas mendekat pelan ke arah jarum jebakan Nenek Kim Hoa. Si Nenek berkata “Kau begitu berhati-hati pada saudara sendiri, tetapi mudah sekali mempercayai orang baru”. Cia Sun menjawab, ia buta dan sulit menang melawan senjata rahasia, sama orang sendiri pun harus berhati-hati. Si Nenek bahwa Tan Yoe Liang dari Partai Pengemis tidak sungguh-sungguh minta ampun pada Singa Emas, karena posisi tangannya bersiaga dengan jurus “Anak singa menubruk kelinci”, dan kakinya posisi kuda-kuda “Tendangan menaklukkan siluman”. Bu Ki dalam hati memuji kejelian Tio Beng yang sudah mengira sebelumnya. Tan Yoe Liang masih bersembunyi di sekitar situ, Singa Emas dapat mendengarnya dan langsung menghajar, namun urung membunuhnya. Ia melemparkan Tan Yoe Liang ke arah jebakan jarum, namun Nenek Kim Hoa mencegah tubuhnya menancap ke jarum. Nenek Kim Hoa pun kagum bahwa telinga Singa Emas dapat menggantikan penglihatannya.

Nenek Kim Hoa menceritakan nasib Sekte Ming setelah dikepung 6 Perguruan Lurus, tapi Singa Emas tak mempercayai karena omongannya yang dulu tidak sesuai, ia tahu si Nenek mencoba membujuknya menyerahkan golok naga. Nenek Kim Hoa akhirnya mengaku dulu ia berbohong. Iapun menyuruh In Lee bercerita karena Singa Emas percaya pada In Lee. In Lee menceritakan kejadian saat penyerangan, dimana Sekte Ming terdesak, kemudian ia ditangkap Kelelawar Hijau namun dilepaskan karena ia adalah cucu Elang Putih. Singa Emas memuji Kelelawar Hijau yang walaupun tindakannya aneh, hatinya baik dan tak akan mencelakakan orang seperguruan sendiri. Sebaliknya Singa Emas marah pada Nenek Kim Hoa, katanya, kau salah satu pelindung bergelar Naga Ungu, tapi tidak membantu saudara sesama Sekte Ming saat kesulitan di puncak Guangming. Bu Ki jadi mengerti bahwa Nenek Kim Hoa adalah Naga Ungu. Nenek Kim Hoa berdalih, ia sudah kalah oleh pedang langit Biat Coat dan tak ada guna membantu, lagipula ia sudah keluar dari Sekte Ming dan dendam karena suaminya tidak ditolong Tabib Ouw karena suaminya bukan orang Sekte Ming, Singa Emas makin tak mau meminjamkan golok, karena curiga golok akan digunakan bukan untuk mengalahkan Biat Coat, tapi mengalahkan Sekte Ming untuk balas dendam.

Pertarungan antara 2 Pelindung Sekte Ming, Singa Emas dan Naga Ungu itu pun tak terelakkan. Nenek Kim Hoa mencoba memancing Singa Emas ke arah jarum jebakan. Ia juga melemparkan senjata rahasia berupa bunga-bunga emas. Namun ia tak menduga golok naga sebenarnya mengandung besi sembrani/magnet hingga bunga-bunga emas menempel di golok naga. Saat Singa Emas hampir masuk jebakan jarum beracun, In Lee berteriak memperingatkannya. Thio Bu Ki menimpuk jarum-jarum itu dengan batu hingga terlepas, Singa Emas selamat. Singa Emas sadar, ia ditolong oleh seseorang yang berkepandaian amat tinggi.

Nenek Kim Hoa amat murka karena rencananya gagal, dengan kejam ia menyerang In Lee dengan senjata beracunnya. Thio Bu Ki terkejut dan langsung memeluk In Lee yang terluka.

Di saat genting itu, tiba-tiba muncul 3 orang berpakaian aneh dengan paduan gerakan yang memperlihatkan mereka bukan lawan enteng. Mereka membawa Gada Api Suci lambang Ketua Sekte Ming, dan meminta Naga Ungu dan Singa Emas berlutut mendengarkan perintah pembawa Gada Api Suci. Naga Ungu/Nenek Kim Hoa menolak karena merasa ia sudah keluar dari Sekte Ming, dan langsung dirubuhkan dalam 2 jurus. Thio Bu Ki pun kaget. Ketiganya memperkenalkan diri sebagai Utusan Awan, Angin, dan Bulan dari Sekte Ming Persia. Singa Emas mendengarkan mereka tapi tak mau berlutut, karena menurutnya walau Sekte Ming berasal dari Persia, Sekte Ming Cina berdiri sendiri dan bukan bawahan Sekte Ming Persia. 3 Utusan berkata mereka mendengar Sekte Ming Cina dalam keadaan kacau tanpa pimpinan, dan memerintahkan Singa Emas memenggal kepala Naga Ungu karena sudah mengkhianati Sekte. Singa Emas menolak, walau Naga Ungu memang duluan ingin mencelakakannya, ia tetap tak mau membunuh saudara seperguruan, apalagi atas perintah orang lain. Ia tak mau merendahkan diri dengan mengambil keuntungan. 3 Utusan menuduh Singa Emas tak taat pada aturan yang berbunyi “Melihat Gada Api Suci seperti melihat pemimpin”. Singa Emas bilang ia 20 tahun buta, tidak bisa melihat, maka aturan itu tak berlaku.

Pertempuran antara Singa Emas dengan 3 Utusan pun terjadi. Thio Bu Ki melihat ayah angkatnya sangat dalam bahaya, iapun melepaskan In Lee dan terjun membantu, melemparkan Singa Emas ke pinggir. Namun ternyata 3 Utusan ini lawan yang tangguh, gerakan menyeruduk sambil mengangkat kaki tidak pernah dilihat Thio Bu Ki sebelumnya. (Semenjak menguasai 9 Yang, Membalikkan Langit dan Bumi serta Tai Chi, Bu Ki sulit menemukan lawan, baru kali inilah ia kerepotan). Singa Emas berseru “Pendekar muda, aku menghargai pertolonganmu, tetapi tolong jangan mengorbankan diri untuk sesuatu yang bukan urusanmu”. (Singa Emas tidak ikut bertarung karena gerakan Bu Ki dan 3 Utusan tersebut amat cepat. Hanya mengandalkan pendengarannya, ia tak bisa membedakan mana kawan mana lawan, kalau ia membantu ia bisa mencelakakan Bu Ki). Kemudian ia melemparkan golok naganya “Anak muda, pakai ini!”,k atanya. Bu Ki menyambut dengan haru. Ayah angkatnya belum tahu siapa dirinya, tetapi sudah mempercayainya sebegitu besar.

Bu Ki pun beradu tenaga dalam lewat golok naga yang beradu dengan Gada Api Suci 3 Utusan. (Dari situ ia tahu, tenaga dalam mereka perorangan sebenarnya masih di bawahnya, tetapi paduan gerakan mereka amat sulit diterka) . Ia memerintahkan Singa Emas pergi, karena lawan amat tangguh. (Singa Emas heran, biasanya orang yang sedang beradu tenaga dalam tak boleh bicara, tetapi Bu Ki bisa, berarti ilmunya amat hebat). Singa Emas bertanya nama Bu Ki, tapi Bu Ki urung membuka identitasnya, karena bila tahu, ayah angkatnya itu tentu tak mau pergi dan malah menolongnya. “Namaku Chan A Gu, pergilah, apa kau takut golok nagamu tidak aku kembalikan?”. Singa Emas tambah kagum, katanya, ia sangat beruntung ditolong oleh pendekar hebat. Ia malah menawarkan bantuan memukul Utusan Bulan dengan tinju Qishang, walau resikonya golok naga terlepas, tapi bisa membunuh 1 Utusan. (Bu Ki terharu karena bantuan itu berarti ayahnya mengorbankan golok naga yang padahal sudah seperti teman hidupnya). Namun sebagai Ketua Sekte Ming Cina, Bu Ki tak ingin membunuh orang Sekte Ming Persia dan memulai permusuhan. Ia ingin berhenti dan berdamai, namun tiba-tiba wanita Utusan Bulan malah menyerang Bu Ki dengan cara curang, hampir Bu Ki mati kalau tidak Tio Beng tiba-tiba datang mencegat Utusan Bulan. Ilmu Tio Beng rendah dan sama sekali bukan tandingannya, maka Tio Beng menggunakan 3 jurus dari 3 partai yang hakekatnya membunuh diri sendiri demi membunuh lawan. 
Bu Ki amat kaget dengan pengorbanan Tio Beng, untung ia sempat bertindak walau Tio Beng terlanjur terluka. Mereka berdua melawan 3 Utusan. Untung Tio Beng luar biasa cerdas, dalam keadaan terdesakpun ia bisa berpikir panjang walau kungfunya tidak setinggi Bu Ki. Ia merebut Gada Api Suci dari tangan Bu Ki dan melemparnya jauh-jauh hingga 3 Utusan yang mendewakan benda itu pun panik mengejarnya dan meninggalkan mereka.

Thio Bu Ki dan rombongannya memanfaatkan ini untuk kabur. Di tengah jalan ia berhenti untuk menyembuhkan In Lee. Singa Emas dan Bu Ki memarahi Nenek Kim Hoa yang melukai In Lee, tetapi adat si Nenek amat keras dan ia berkata, walau kau menyelamatkanku, In Lee sudah mengkhianatiku, dan bukan urusanmu. Utuasan Persia terdengar makin mendekat, si nenek pun pergi kabur meninggalkan rombongan. Bu Ki ingin kembali ke kapal, namun kapal sudah dibawa kabur Tan Yoe Liang si Tetua Partai Pengemis. Merekapun sembunyi di sebuah gua. Luka Tio Beng tak begitu parah, tapi luka In Lee harus diobati. Singa Emas ingin lari ke pondoknya mengambil obat-obatan, tetapi Bu Ki takut 3 Utusan masih di sekitar situ. Ia mencegah sambil berkata “Ayah angkat!”. Singa Emas kaget. “Kau panggil aku apa?” katanya. Namun terlalu sering ditipu, membuat ia tak langsung percaya ketika Bu Ki mengaku ialah anak angkatnya. Ia malah mengira Bu Ki suruhan Naga Ungu untuk mengambil goloknya. Bu Ki menangis sambi membacakan teori Tinju Qishang yang pernah diajarkan ayah angkatnya itu. Singa Emas pun terhenyak dan tergetar hatinya. “Ayah, ketika aku tak dapat menghafal teori itu, engkau memukulku, dan ibu membalut lukaku sambil menangis” kata Bu Ki. “Waktu itu, aku tak mau belajar tinju Qishang, karena takut mengamuk gila seperti ayah… “ Singa Emas pun meneteskan air mata. Semua kejadian itu hanya ia dan Bu Ki yang tahu. “Ketika aku jatuh ke lubang, engkau menolongku” lanjut Bu Ki. Singa Emas pun tak tahan dan memeluk Bu Ki dengan haru sambil menangis “Bu Ki…. anak angkatku.. 10 tahun aku merindukanmu, siang malam membayangkan menggendongmu, kini engkau telah terlalu besar untuk kugendong”. Reuni ayah anak yang mengharukan ini berlanjut dengan Bu Ki menceritakan pengalamannya selama 10 tahun.

Singa Emas terharu mendengar betapa Bu Ki berapa kali hampir mati namun selamat, hingga menjadi seperti sekarang. Bu Ki belum sempat mengakui bahwa ia diangkat menjadi Ketua Sekte Ming, tiba-tiba Tio Beng mengeluh kesakitan dan rindu ayahnya. Singa Emas pun menyuruh Bu Ki mengambil obat di gubuknya. Di sana Bu Ki bertemu Siao Ciao dan Cie Jiak yang berhasil kabur dari kapal yang dibajak Tan Yoe Liang, Tetua Pengemis. Bu Ki hampir diserang Siao Ciao karena ia dikira musuh. Bu Ki membawa Cie Jiak dan Siao Ciao ke gua. Ia menyuruh Siao Ciao merawat luka In Lee. Sebaliknya begitu melihat Tio Beng, ia Ciu Cie Jiak langsung murka dan hendak menyerang karena Tio Beng lah yang menawan Biat Coat di pagoda dan ikut andil dalam kematian gurunya itu, namun Bu Ki pasang badan melindungi Tio Beng. Singa Emas melerai mereka dan meminta mereka melupakan permusuhan sejenak dan bekerjasama untuk bisa keluar pulau dengan selamat. Tio Beng terharu karena Bu Ki melindunginya, “Apa yang kau katakan itu, apa sungguh-sungguh?” tanyanya.

Pagi menjelang, Singa Emas tertawa geli sendiri. Katanya, “Bu Ki, dulu ayahmu terdampar di pulau bersama ibumu. Mereka benar-benar cocok satu sama lain. Tapi kamu ternyata lebih hebat dari ayahmu, terdampar di pulau dengan membawa 4 wanita”. Bu Ki pun malu. “Nona-nona, aku tahu kalian semua menyukai anak angkatku, kalian semua boleh menikahinya”. Semua menanggapi dengan gayanya masing-masing. Ciu Cie Jiak menunduk malu, Siao Ciao membantah “Aku tak masuk hitungan, aku hanya pelayannya”. Sedang Tio Beng teriak “Singa Emas, jangan bicara sembarangan, kalau lukaku sembuh aku akan lem mulutmu!”. Singa Emas pun tertawa “Kamu sangat galak, pantas Bu Ki sedikit takut padamu. Tapi tadi kau gunakan jurus partai Kunlun ‘Batu giok hancur di gunung’, serta jurus partai Kongtong ‘manusia dan setan jalan bersama’, yang satunya aku tidak tahu” . Tio Beng kagum pada kemampuan Singa Emas yang buta namun mengenali jurus. (Semua jurus itu ia pelajari saat menawan 6 perguruan di pagoda) Yang ketiga adalah jurus Butong, itu jurus baru “langit dan bumi hancur bersama” ciptaan In Li Heng, jelasnya. “Pokoknya ketiga jurus itu intinya sama-sama mengorbankan nyawa”, kata Singa Emas. “Kalau kau tidak cinta Bu Ki, untuk apa kau korbankan dirimu?”lanjutnya. Tio Beng tak bisa menjawab dan merah mukanya. Bu Ki menyadari si Nona memang betul-betul mencintainya. Siao Ciao tiba-tiba pergi keluar dan menangis. Bu Ki menyusulnya.

Kata Siao Ciao ia menangis karena menyadari Singa Emas, Tio Beng, Ciu Cie Jiak kelihatan menyayangi Bu Ki, sementara ia saat kecil dititipkan ibunya ke orang lain dan hanya dikunjungi setahun 1-2 kali, bahkan terakhir tidak diaku anak. Semenjak bertemu Bu Ki, ia baru merasa ada orang yang sayang padanya, impiannya hanya ingin menjadi pelayan Bu Ki selamanya. Siao Ciao berkata ia takut ibunya dibunuh. Bu Ki sungguh heran, karena menurut Yo Put Hui, Siao Ciao diselamatkan waktu keluarganya mati dibunuh perampok. Mengapa ceritanya beda, jelas Siao Ciao menyembunyikan sesuatu “Mereka pasti datang ke sini mencari ibu” kata Siao Ciao lagi. Bu Ki tak tahu apa yang dimaksud gadis itu.

Sementara itu, Nenek Kim Hoa/Naga Ungu tak dapat menghindari kejaran 3 Utusan Persia yang kini mengepung bersama rombongan dari kapalnya. Ia berlutut dihadapan pimpinan rombongan Sekte Ming Persia itu.

Di gua, Ciu Cie Jiak melihat pedang langit dan golok naga yang sama-sama berada di tempat yang sama, iapun teringat perintah gurunya sebelum meninggal agar menemukan dan membacokkan kedua senjata itu untuk mengambil rahasia di dalamnya demi kepentingan kejayaan Go Bi dan mengusir penjajah.

Sementara Singa Emas hatinya tak tenang dan ingin memastikan Nenek Kim Hoa baik-baik saja. Bu Ki heran kenapa ayah angkatnya masih juga baik terhadap orang yang mencelakainya “Kalau kau jadi aku, apa yang kaulakukan?” tanya Singa Emas. Bu Ki berpikir dan menjawab, ia pun akan melakukan hal yang sama. Tio Beng bertanya pada Singa Emas, katanya Naga Ungu harusnya kungfunya setara atau lebih dengan Singa Emas, tetapi kenapa saat dikejar Utusan Persia ia langsung kalah dalam 2 jurus, bukankan ia punya ilmu 1000 Laba-laba yang hebat? Kata Singa Emas, Naga Ungu adalah wanita tercantik di jagat persilatan, mana mau ia belajar ilmu yang dapat merusak wajah itu. Semua heran, tapi hanya Tio Beng yang berani ngakak “Bhahaha... wanita tercantik apanya? Tua dan jelek begitu!”. Kata Singa Emas, ia pasti menyamar karena takut kejaran Sekte Ming Persia. Nama sebenarnya adalah Daiqishi, dan ia merupakan Gadis Suci dari Sekte Ming Persia. Apa yang dimaksud dengan Gadis Suci?
 

Rabu, 25 April 2012

Sinopsis To Liong To 2003 Episode 26

siauw ciauw bersedih waktu duduk di sebelah kursi thio bu kie.thio bu kie pun menghampiri siau ciauw mengapa dia begitu sedih.siauw ciauw malah meminta thio bu kie agar dia tidak terlalu baik padanya,kemudian siauw ciauw menangis.di saat semua tertidur,in lee datang menemui thio bu kie dan meminta agar thio bu kie berhati-hati pada siauw ciauw,kemudian in lee pun pergi.tio beng yang penasaran terbangun dan bertanya alasan in lee mencari thio bu kie dan bertanya apakah in lee benar-benar sepupu thio bu kie.tio beng pun tidur kembali.ketika tio beng tidur lagi,thio bu kie bertanya dalam hati,mengapakah in lee meminta dirinya berhati- hati pada siauw ciauw.tiba-tiba,tio beng pun terbangun lagi dan berkata kalau ada in lee di kapal,berarti juga ada nenek kim hoa.maka dari itu,thio bu kie harus hati-hati karena tidak tahu apa tujuan nenek kim hoa juga ada di kapal.in li heng bertengkar hebat dengan yo put hui.dia meminta yo put hui untuk pergi dari partai butong.yo put hui tidak mau pergi sebelum in li heng memberi alasannya mengusir yo put hui.in li heng pun berkata kalau dia sangat membenci yo put hui.karena yo put hui tidak percaya kalau perkataan itu berasal dari hati in li heng,in li heng pun menegaskan kalau butong dan sekte ming bermusuhan maka,mereka tidak dapat bersatu.setelah beberapa saat berdebat,yo put hui pergi dari partai butong dengan kekecewaan yang teramat mendalam.song wan kiauw yang mendengar pertengkaran hebat antara in li heng dan yo put hui masuk ke kamar in li heng.ia bertanya alasan in li heng mengusir yo put hui yang sebenarnya.in li heng berkata kalau umurnya dan umur yo put hui terpaut terlalu jauh.yo put hui masih muda dan iamemiliki masa depannya sendiri.maka,in li heng tidak mau mengganggu masa depan yo put hui.sampai di sebuah tebing,yo put hui yang merasa kecewa tidak diterima di butong dan merasa malu bila harus kembali ke puncak guan ming,berniat untuk bunuh diri dengan terjun ke jurang.untunglah thio sam hong datang dan mencegah niat yo put hui.thio sam hong pun menasehati yo put hui.thio sam hong dan yo put hui bercakap-cakap sebentar.kemudian,thio sam hong mengajak yo put hui ke partai butong.sampai di partai butong,thio sam hong memanggil in li heng dan song wan kiauw untuk membicarakan yo put hui.karena in li heng kurang bisa menentukan jalan hidupnya sendiri,maka thio sam
hong pun menjodohkan in li heng dengan yo put hui.thio sam hong pun akan mengurus pernikahan mereka.
waktu malam tiba,nenek kim hoa yang sedang sendirian dikamarnya.membuka penyamarannya,ia pun menyisir rambutnya yang begitu indah.tiba-
tiba,salah satu awak kapal memberitahukan sesusatu pada nenek kim hoa.ke'esokan paginya,siauw ciauw mengambilkan minuman untuk thio bu kie.nenek kim hoa,mengikuti siauw ciauw dari belakang.begitu siauw ciauw memberikan air minum pada thio bu kie,tio beng langsung minta air minum tersebut karena dia merasa haus.namun,tio beng tidak jadi memintanya.dia memutuskan untuk mengambil minuman sendiri.baru saja tio beng berjalan beberapa langkah meninggalkan thio bu kie untuk mengambil air minum,ia kembali dengan muka yang sangat ketakutan seperti habis melihat hantu.yang dilihatnya tidak lain dan tidak bukan adalah nenek kim hoa.tio beng meminta air minum thio bu kie.sambil minum,tio beng menunjukkan tempat dimana dia melihat nenek kim hoa.tapi,nenek kim hoa sudah tidak ada. beberapa saat kemudian,kapal telah sampai di daratan.thio bu kie,tio beng dan siauw ciauw diam-dia mengikuti nenek kim hoa dan in lee yang menuntunnya.thio bu kie merasa heran,karena di pulau es dan api ada nenek kim hoa.ternyata daratan yang di pijak olehnya,adalah pulau ular yang merupakan tempat tinggal nenek kim hoa.thio bu kie meminta siauw ciauw menantinya di kapal, sedangkan dirinya dan tio beng mengikuti nenek kim hoa.setelah sampai di suatu tempat,thio bu kie dan tio beng memutuskan untuk bersembunyi di bawah pohon agar dapat melihat kejadian disitu.ternyata,pulau ular telah kedatangan tamu yang tak diundang yaitu sekitar 4-6 anggota partai pengemis yang mencoba merebut golok pembunuh naga dari cia sun, juga berada di pulau ular.tio beng merasa kagum padacia sun,karena walau buta cia sun dapat melawan anggota partai pengemis tanpa takut.sedangkan thio bu kie merasa agak prihatin,karena cia sun makin tua.thio bu kie pun sangat merindukan cia sun.pertempuran antara cia sun melawan anggota partai pengemis pun makin menjadi.dengan golok pembunuh naga,cia sun mampu membuat para lawannya luluh lantah,hanya tertinggal satu orang anggota partai pengemis yang terpotong lengannya.tan yoe liang yang sedang menyamar menjadi ketua partai pengemis,berpura-pura baik.ia meminta maaf karena partai pengemis telah mengacau di pulau ular kemudian,mengajak anggota partai pengemis yang masih hidup itu pergi.setelah tan yoe liang pergi,cia sun menanyakan tentang thio bu kie.
nenek kim hoa,mencoba menjelaskan pada cia sun kalau dia tidak pernah bertemu dengan thio bu kie lagi.karena cia sun tidak percaya pada nenek kim hoa,cia sun mencoba bertanya pada in lee.in lee mengatakan bahwa perkataan nenek kim hoa memang benar adanya.dia juga menambahkan kalau diwaktu in lee mengajak thio bu kie ke pulau ular (waktu thio bu kie terkena tapak swenming disaat dia kecil) dia tidak mau,malah thio bu kie menggigit tangannya.dan sampai sekarang bekas luka itu tidak hilang.setelah mendengarkan penjelesan itu tio beng yang masih mengintip bersama thio bu kie pun memegang tangan thio bu kie dan menggigitnya.cia sun pun sangat bersedih setelah mendengar penjelasan nenek kim hoa dan in lee.karena takut ketahuan,maka thio bu kie dan tio beng kembali ke kapal.di dalam kapal,tio beng mengolesi luka gigitan thio bu kie dengan koyo.setelah itu,tio beng membahas tentang tan yoe liang.thio bu kie yang polos,mengira kalau tan yoe liang benar-benar baik.sehingga,dia mau menukarkan jiwanya untuk menolong jiwa temannya.tio beng yang cerdik tahu,kalau tan yoe liang hanya pura-pura.dia menggunakan jurus singa menerkam kelinci. sedangkan kakinya memasang jurus tendangan menakhlukan siluman.thio bu kie pun langsung teringat kejadian yang baru dilihatnya.beberapa saat kemudian,tio beng pun berkata jujur kalau tangan thio bu kie diberi racun yang tidak berbahaya.thio bu kie,agak marah pada tio beng.thio bu kie pun langsung mencuci tangannya.thio bu kie dan tio beng sempat bertengkar karena masalah itu,namun kemudian tio beng melunak hatinya.tio beng pun berbicara dengan thio bu kie,thio bu kie menanggapi perkataan tio beng dengan nada ngambek.thio bu kie pun menggigit tangan tio beng.tiba-tiba,siauw ciauw datang dan memberi tahu tentang nenek kim hoa dan in lee.thio bu kie berniat untuk mengikuti nenek kim hoa.tio beng meminta agar thio bu kie membawa pedang langit untuk berjaga-jaga.tahulah thio bu kie kalau tio beng tulus padanya.setelah sampai di depan sebuah gubuk,thio bu kie melihat in lee melakukan sesuatu disuruh oleh nenek kim hoa.in lee memohon agar nenek kim hoa tidak membunuh cia sun,karena cia sun adalah ayah angkat thio bu kie.nenek kim hoa pun mengiyakan permintaan in lee,walau nenek kim hoa sempat marah pada in lee.nenek kim hoa pun memanggil cia sun.cia sun pun keluar dari gubuk.
 
 

Selasa, 24 April 2012

Sinopsis To Liong To 2003 episode 25

Di kediamannya, Pangeran Ruyang memeriksa barang-barang yang dibawa Tio Beng. Ia menemukan banyak pakaian, perhiasan, dan uang yang dibawa oleh Tio Beng. Pangeran Ruyang tahu kalau Tio beng akan pergi dengan Thio Bu Ki dan bertanya kemana mereka akan pergi, tapi Tio Beng tak mau mengatakannya. Pangeran Ruyang menasehati Tio Beng bahwa pernikahannya dengan pangeran kecil Zhayadu sudah dekat, tapi Tio Beng masih ingin pergi jauh. Tio beng keberatan, tapi ia tak bisa protes karena ia telah gagal menjalankan misi menghancurkan sekte Ming, membiarkan 6 partai besar kabur, bahkan membakar Kuil Wan An. Pangeran Ruyang minta Tio Beng hanya perlu mempersiapkan pernikahannya, sedangkan misi penghancuran sekte Ming dan 6 partai besar akan ditangani oleh Pangeran Ruyang.
Tio Beng kesal dan menutup pintu. Tak disangka Bu Ki sudah ada di balik pintu dan mendengarkan semuanya. Ia hanya datang untuk menjelaskan bahwa ia tidak ingkar janji, ia hanya terlambat. Tio beng senang karena demi menjelaskan itu padanya, Bu Ki mengambil resiko masuk ke istana Ruyang yang berbahaya. Tio beng kemudian mengambil sedikit pakaian dan uang yang banyak. Bu Ki heran Tio beng mau kemana, tentu saja ke Pulau Es dan Api. “Lalu bagaimana dengan pernikahanmu?”. Tio beng tak mau menikah dan ia minta Bu Ki jangan ikut campur urusannya.
Siao Ciao menunggu Bu Ki diluar penginapan, saat Bu ki dan Tio Beng datang ia berkata bahwa Song Cengsu terus mencari Ci Jiak dan Siao Ciao tak bisa menahannya. Bu Ki berkata bahwa Cengsu sangat setia pada Ci jiak dan Tio beng malah berkata perasaan bu ki sangat rumit. Mereka melanjutkan perjalanan sebelum Pangeran Ruyang tahu Tio beng minggat dan menutup seluuh gerbang.
Di tengah jalan, mereka melihat murid Gobi menuju suatu tempat, karena takut terjadi apa-apa, Bu ki memutuskan mengikuti mereka. Dari tebing yang lebih tinggi, Bu ki, Tio Beng, dan Siao Ciao mengintip murid aliran Gobi yang dihadang oleh Nenek Kim Hoa dan In A Li.
Bu ki begitu senang bisa melihat A Li/Chu Jie lagi, sedangkan Siao Ciao terkejut melihat ibunya dan berbalik agar tak dikenali. Tio beng bertanya siapa Chu jie. Bu Ki menjelaskan bahwa Chu Jie adalah A li, adik sepupunya, ternyata ia kembali ke nenek Kim Hoa lagi. Teng Binkun bertanya mengapa nenek menghadang aliran Gobi. Nenek Kim hoa ingin bertemu pendeta Biat Coat, tapi Binkun memberitahunya Biat Coat sudah mati. Nenek Kim Hoa terkejut, sampai batuk-batuk, ia bertanya bagaimana Biat Coat bisa mati. A Li khawatir dan membentak murid Gobi yang tak menjawab pertanyaan nenek. Semua murid bungkam. Ia mengaku kalau ia hanya pernah kalah sekali saat melawan Biat Coat, karena Biat Coat memiliki pedang langit, sekarang, ada yang meminjaminya golok pembunuh naga. Bu ki mengira itu ayah angkatnya, ia hampir loncat tapi ditahan Tio Beng.
Teng Binkun menyombong kalau gurunya akan tetap menang melawan nenek Kim hoa. Nenek Kim Hoa yang tersinggung menampar Binkun. Kakak seperguruan Bin Kun maju da membela Bin kun. Nenek Kim Hoa kemudian bertanya siapa ketua baru karena ia ingin bertarung, ia kemudian menghina Biat Coat pendekar besar yang tak punya penerus. Kakak seperguruan Bin Kun tadi, Ceng hun maju, nenek Kim hoa bertanya apakah ia ketua baru. Ceng Hun menjelaskan bahwa ketua baru adalah Ciu Ci Jiak, tapi para murid tidak puas dan belum mengangkat ketua baru sehingga nenek belum bisa bertarung, dan Ci Jiak pergi melaksanakan tugas Gobi. Nenek Kim hoa tidak mau kedatangannya sia-sia dan ingin bertarung dengan semua murid partai Gobi. Tapi kemudian Ciu Ci Jiak datang dan maju menghadapi Nenek Kim hoa sebagai ketua. Tio beng berkata bahwa Ci Jiak sudah masuk perangkap, sedangkanTeng Binkun tidak terima bahwa Ci Jiak datang lagi dan mengaku-ngaku ketua. Tapi A Li membela Ci Jiak dan mengejek Teng Binkun yang tak pantas jadi ketua. Binkun marah dan menusuk A li.
Ciu Ci Jiak menghentikan kakaknya, Binkun mengejek A Li yang membela Ci Jiak. Nenek Kim Hoa menyerang dan mencekik Bin Kun dan apa A Li sudah paham cara mengalahkannya? A Li sudah paham dan akan menyerang, tapi dihentikan Ci Jiak. Menurut A Li mengapa Ci Jiak membela orang yang bermulut tajam ini, tapi Ci Jiak tidak mau orang lain mencampuri urusan partai Gobi. Nenek mendorong Binkun dan memuji Ci Jiak. Nenek batuk-batuk dan A Li khawatir, lalu memberi obat. Menurut nenek, Ci Jiak tidak punya kemampuan, jadi ia ragu dan meminta bukti. Ci jiak berkata cincin ketua, tapi nenek tidak melihat Ci Jiak memakai cincin ketua. A Li sadar bahwa Binkun memakai cincin ketua dan minta nenek membunuhnya saja. Nenek mendekati Binkun yang ketakutan dan berkata bahwa ia bukan ketua, tapi Ci Jiak, lalu melempar cincin ketua pada Ci Jiak. Nenek memuji Biat Coat yang pintar memilih penerus, karna meskipun kungfunya rendah, tapi sifatnya keras seperti Biat Coat, dan kungfunya masih bisa dilatih. Ceng Hun membela Ci Jiak tapi nenek dengan cepat menotok mereka semua. Nenek menyombong bahwa ia lebih hebat dari Gobi, tapi Ci Jiak berkata Nenek pernah kalah oleh Biat Coat. Nenek menyangkal karena waktu itu Biat Coat memiliki pedang langit, tapi sayang sekarang Biat Coat sudah meninggal. Ci Jiak berkata di masa depan kungfu Gobi akan lebih pesat, nenek pun pamit dan akan menunggu Ci Jiak siap untuk bertarung.
Nenek pergi tanpa melepas totokannya, dan Ci Jiak minta totokannya dilepas,tapi Nenek mengajukan suatu syarat, jika nanti partai Gobi bertemu nenek atau A Li lagi, mereka harus sembunyi. Ci Jiak keberatan karena itu akan mempermalukan Gobi. Lalu nenek mengajukan syarat lain yaitu menyerahkan pedang langit, tapi pedang langit direbut oleh Mongol saat mereka ditahan. Nenek mengatakan syarat lainnya, nenek akan melepaskan semuanya jika Ci Jiak mau makan racun. Ci Jiak memandang semua murid Gobi dan mengambil racunnya. Bu ki ingin menolong, tapi ditahan oleh Tio Beng karena itu racun palsu. Nenek memuji Ci Jiak dan minta Ci Jiak mengikutinya, siapa tau ia akan memberikan penawar. Nenek minta A Li melepas totokan semua murid Gobi, A Li kemudian menyarankan Ci jiak mengikuti nenek karena mereka tak akan menyakiti Ci Jiak. Ci jiak mau mengikuti nenek. Binkun mengatai Nenek, tapi A Li menamparnya. Saat Ci Jiak pergi, semua murid Gobi menghormat dan memanggilnya ketua, kecuali Binkun. Bu Ki akan menyusul, tapi Tio Beng berkata bahwa Ci Jiak pasti baik-baik saja, lebih baik cepat ke pulau es dan api, karena mereka pasti kesana dan nyawa Cia Sun terancam. Bu Ki mengerti dan mengikuti Tio Beng.
Di kediaman pangeran Ruyang, pangeran ke 7 datang berkunjung. Pangeran Ruyang memastikan Tio Beng tidak kabur, tapi pangeran ke 7 tahu bahwa Tio Beng kabur dengan Thio bu Ki sejak 3 jam yang lalu. Pangeran Ruyang meminta bantuan pangeran ke 7, tapi pangeran kecil dan Tio beng belum resmi menikah, jadi ia tak bisa membantu. Pangeran ke 7 kemudin memberikan waktu satu hari pada pangeran Ruyang untuk menemukan Tio Beng, jika tidak, ia akan melakukan tugasnya.
Tio beng kelelahan dan minta istirahat. Sepanjang pejalanan, Ci jiak meninggalkan jejak, tapi diketahui oleh Nenek dan A li, A Li bertanya siapa mereka, Ci Jiak memberitahu,Thio buki, Siao Ciao dan Tio Beng. Nenek senang karena Bu Ki meupakan kunci mendapatkan golok pembunuh naga. Thio Buki, Siao Ciao, dan Tio Beng sampai di tepi pantai dan beristirahat disana. Karena cuaca yang panas sekali, Tio Beng mencuci kakinya di air. Siao Ciao menemukan kain yang ditinggalkan Ci Jiak, Tio beng memuji Ci Jiak pintar karena meninggalkan jejak. Bu Ki mengeluarkan sapu tangan yang diberikan Ci Jiak padanya, melihat itu, Tio Beng meminjamnya dan pura-pura menjatuhkannya ke air, spontan Bu Ki melompat ke air menangkap saputangan itu. Tio beng jadi cemburu, “Aku membencimu!” katanya pada Bu Ki sambil memainkan kakinya di air. Membuat Bu Ki mengingat saat ia mengelitik kaki Tio beng di jebakan itu, sehingga Bu Ki memandang Tio Beng dengan tatapan penuh makna. Tio Beng risih ditatap sepeti itu oleh Bu ki dan membetulkan cara duduknya. Siao Ciao tersenyum simpul sedikit cemburu, kemudian memanggil Bu Ki dan mengelap Bu ki yang basah kuyup. Tio beng memakai kembali sepatunya dan berkata ia lapar lalu pergi disusul Bu ki dan Siao Ciao. Mereka makan di kedai dan ditraktir Tio Beng yang memesan banyak makanan. Siao Ciao mengambilkan lauk kesukaan Bu ki. Tio Beng cemburu lagi dan berkata bahwa ia yang bayar makanannya (gak ikhlas banget sih)
Bu Ki tidak suka perkataan Tio Beng dan pergi mengganti bajunya. Tio Beng kesal dan melampar sumpitnya. Siao ciao bertanya apa Tio Beng marah pada Bu Ki. Tio beng kesal bukan karna Bu Ki, tapi ia tak habis pikir harus cemburu pada Siao Ciao yang Cuma pembantu.Lalu tio Beng bertanya :
“Apa wanita bangsa Han amat kolot? Setahuku wanita bangsa Han jangankan disentuh laki-laki, dilihatnyapun berarti itu sudah jadi miliknya, iya kan? (maksudnya Tio beng, kalo nggak salah, Bu Ki sudah jadi miliknya karena Bu Ki pernah megang kakinya)
“Harusnya begitu”Tio beng makin kesal karena ia baru sadar kalau Siao ciao bukan wanita Han dan sia-sia ia bertanya. Siao ciaopun hanya tersenyum.
Tio Beng kemudian bertanya apa Bu Ki bercerita pada Siao Ciao tentang dirinya. Siao Ciao bilang kalau Bu Ki bercerita bahwa Tio Beng sangat licik, pintar dan banyak akal. Tapi Tio Beng sudah tahu itu, ia ingin tahu apa Bu Ki menyukainya?Di hati Buki mana yang lebih penting, dia atau Ci Jiak? Siao Ciao menebak Tio Beng menyukai Bu ki. Tio Beng jujur pada Siao Ciao, jika ia tak menyukai Bu Ki mana ia peduli Bu ki mati berapa kali, Tapi Siao Ciao hanya menunduk. Tiba-tiba pasukan Mongol dipimpin Hong Popo/Koke Taermur datang ke kedai itu, tapi mereka tak menemukan Tio Bu Ki. Kemudian, Koke minta adiknya Tio beng untuk pulang demi ayah mereka, tapi Tio Beng tidak mau. Koke masih membujuk, tapi Tio Beng minta jangan menyulitkannya karena ia yakin pangeran ke 7 tak akan mencelakai ayahnya. Koke tak sabar lagi dan menyerang Tio beng, untung Tio Beng tangkas menggunakan pedang langit hingga tangan Koke terluka. Melihat ia mengacungkan pedang pada leher kakanya, Tio Beng minta maaf dan mengajak Siao Ciao pergi. Mereka akan dikejar tapi Koke menghentiikan pasukan. Koke tahu adiknya sangat keras kepala dan tidak bisa dibujuk. Tio Beng masih berlari dan tak menyadari Siao Ciao menghilang. Buki bertanya dimana Siao Ciao? Tapi Tio beng tidak tahu karena Siao ciao tadi mengikutinya dari belakang.
Ternyata Siao Ciao sedang diinterogasi oleh ibunya, nenek Kim Hoa. Nenek kim Hoa bertanya dimana Kitab Memindahkan Langit dan Bumi yang ia perintahkan untuk dicari, Sia Ciao sudah sebulan disana tapi tak menghasilkan apa-apa, malah membantu Bu ki menjadi ketua sekte Ming. Nenek kemudian bertanya apa Siao Ciao menyukai Bu Ki, tapi Siao Ciao diam saja. Nenek kemudian memberikan Bubuk pelemas tubuh agar diberikan pada Bu Ki, agar mudah menipu Singa Emas Cia Sun dan mendapatkan golok pembunuh naga. Jika Siao ciao tak melakukannya, maka tak perlu menemui Nenek lagi. Siao Ciao pun pergi. Saat A li bertanya tentang Siao Ciao, nenek menyuruhnya tak usah ikut campur. Nenek kemudian memutuskan menginap, karena hari sudah malam.
Saat siao Ciao tiba, Buki langsung bertanya ia darimana saja. Siao Ciao mengaku tersesat dan bertanya apa Bu Ki mengkhawatirkannya. Tio Beng menyela, “Tentu saja, ia khawatir sampai keringatan,” Siao Ciao senang karena Bu Ki mengkhawatirkannya. Tio Beng kemudian mengajak mereka mencari penginapan.
Di penginapan, Siao Ciao membuatkan the untuk Bu Ki. Awalnya ia mau memasukkan Bubuk itu ke tehnya, tapi tidak jadi. Siao Ciao mengatakan pada Bu Ki mengenai pertanyaan Tio Beng padanya, apa Bu Ki menyukai Tio Beng, mana lebih penting Tio Beng atau Ciu Ci jiak. Bu Ki tidak menjawab dan menyuruh Siao Ciao cepat tidur. Setelah sendiri, Bu ki berpikir kalau Tio beng keras kepala dan galak tapi baik hati, kalau Ciu ci jiak lemah lembut bermoral seperti wanita berbudi luhur, sedangkan Siao Ciao pengertian dan perhatian. Buki sampai tidak menyadari Tio beng membuka jendela, tapi melihat Bu Ki berpikir, ia menutup jendelanya lagi. Ia berkata, “Thio Bu Ki, Thio Bu Ki, demi kau aku menolak menikah dengan pangeran kecil dan menyinggung pangeran ke 7, apakah pengorbananku berharga?
Tapi Tio Bu ki tak mau memikirkan soal cinta dulu, karena teringat pesan ibunya dan masih banyak persoalan yang belum ia selesaikan. Sementara, Tio beng berpikir laki-laki yang baik adalah laki-laki yang baik, bertanggung jawab, dan menepati kata-katanya. Bu Ki punya semua itu, jadi Tio Beng tidak akan menyesal.
Di kediaman pangeran Ruyang, Koke minta maaf pada ayahnya karena tak bisa membujuk adiknya pulang. Pangeran Ruyang tak menyalahkannya karena ia pun pasti tak bisa membujuk putrinya. Pangeran ke 7 tiba, dan sesuai perjanjian, karena Tio Beng belum ditemukan, maka pangeran ke 7 menangkap pangeran Ruyang dan atas nama kaisar mencopot pangkat pangeran Ruyang. Pangeran Ruyang ingin bertemu kaisar langsung, tapi pangeran ke 7 berkata setelah sidang ke 3 kau akan bertemu.Pangera Ruyang berkata pangeran ke 7 amat kejam karena menjerumuskan pangeran Ruyang ke penjara. Meskipun pangeran Koke memohon, tapi pangeran ke 7 tetap menjebloskan pangeran Ruyang ke penjara. Pangeran kecil tidak tega. Saat pangeran ke 7 bertanya apakah ia masih ingin menikah dengan Tio Beng, pangeran kecil berkata bahwa ia hanya mencintai Tio Beng, jika aku tak bisa memilikinya, maka orang lainpun tidak bisa.Pangeran ke 7 berjanji akan menggunakan segala cara agar Tio beng menikah dengan putranya.
Tio Beng mendapat firasat buruk dan ingin pulang,tapi Bu ki menyuruhnya istirahat. Tiba-tiba Siao Ciao melihat Nenek, A Li dan Ci jiak, mereka pun mengikuti Nenek. Mereka mengintip dan bertanya pada pemilik kedai, tiga orang tadi kesini untuk apa? Pemilik kedai menjawab untuk menyewa perahu. Tio beng membayar pemilik kedai untuk mengijinkan mereka bertiga menjadi tukang perahu. Pemilik kedai bingung, karena seharusnya ia membayar tukang perahu, bukannya menerima uang dari tukang perahu. Tio Beng menyuruhnya jangan cerewet, hanya perlu bilang boleh atau tidak. Merekapun diijinkandan menyamar srbagai tukang perahu. Di dalam perahu, mereka makan bersama.Tio Beng terbiasa makan makanan lezat, tapi makanan di kapal tidak terlalu uruk. Suaiao Ciao menghilang lagi. Ternyata Siao Ciao sedang dimarahi oleh nenek bunga emas karena belum juga memberi Bu ki obat itu. Nenek ingin sebelum mereka sampai ke pulau ular, tenaga Bu Ki sudah habis. Siao Ciao terkejut karena mereka akan pergi ke pulau ular , bukannya pulau es dan api. Nenek menurunya tak usah banyak tanya dan segera laksanakan tugas. Sebelum Siao Ciao pergi, Nenek memeluk Siao Ciao dan minta maaf karena telah menyusahkan Siao Ciao. Ia sudah lama merencanakan ini dan kali ini usahanya memiliki golok pembunuh naga dan pedang langit tak boleh gagal. Siao Ciao mengerti dan pergi. Sementara itu, A Li melihat Ci Jiak bersedih karena tak bisa berbuat apa-apa, sedangkan A Li mengkhawatirkan gelombang air yang tak seperti biasanya. A Li berkata nenek tidak akan menyakiti Ci Jiak selama Ci Jiak patuh. A Li menyuruh Ci Jiak cepat makan dan Ci Jiak berterimakasih pada A Li

Jumat, 20 April 2012

Sinopsis To Liong To 2003 episode 22

 Hoan Yao berkata bahwa Pangeran Ruyang sangat ingin membasmi seluruh aliran di dunia persilatan, dan menerima rencana Sengkun untuk memecah belah dunia persilatan. Langkah pertamanya adalah membasmi sekte Ming. Yo Siauw tidak menyangka Sengkun akan berkomplot dengan Mongol. Bu Ki berkata Sengkun adalah halangan terbesar Sekte Ming dan sampai sekarang belum ada kabar beritanya. Kemudian Raja Kelelawar nyeletuk, “Kau,pasti kau pengawal kanan Hoan,..” Semuanya tidak mengerti maksud Raja Kelelawar. Yo Siauw yang mengerti langsung bertanya apakah Hoan Yao yang memutar patung di kuil Shaolin. Hoan Yao berkata ia melakukannya diam-diam agar tak ada fitnah yang timbul pada sekte Ming. Kemudian Bu Ki memutuskan untuk menyelamatkan dan bekerja sama dengan 6 aliran lainnya untuk melawan Mongol. Musuh mereka sangat banyak dan akan sangat sulit, kecuali jika ada penawar untuk racun pelemah otot yang diderita anggota 6 partai besar, baru bisa menyelamatkan mereka. Bu Ki setuju dengan Hoan Yao, dan kemudian bertanya darimana bisa mendapat penawar. Menurut Hoan Yao, penawarnya ada pada 2 ketua xuanming, satu membawa racun, satunya membawa penawar. Bu Ki merasa pasti sangat sulit mengambil penawar karena kungfu 2 tetua xuanming sangat hebat. Yo Siauw bertanya, apa kegemaran 2 ketua xuanming, dan Hoan Yo berkata Luk Tung Kek suka wanita dan Ho Pit Ong suka minum. Yo Siauw bertanya apa ada obat yang bisa membuat orang seperti terkena racun pelemah otot. Bu Ki berkata itu tidak sulit, ternyata Yo Siauw memiliki rencana.
Tampak Tio Beng sedang mondar mandir di depan sebuah pagoda,menunggu kedatangan tiga jagoannya. Saat A San, A ji, dan A Da tiba, ia langsung bertanya apakah mereka menemukan Kou Tao Tu (nama samaran Hoan Yao). Tapi trio pengawal itu tak menemukannya. Tio Beng kesal karena Kou Tao Tu menghilang disaat penting seperti ini. Lalu ‘Kou Tao Tu’ datang dan Tio Beng langsung bertanya darimana saja dia. ‘Kou Tao Tu’ yang pura-pura bisu menggunakan tangannya yang mengisyaratkan ia mengikuti Thio Bu Ki. Tio beng agak curiga. Ia bertanya apa ia tau tempat tinggal Thio Bu ki? ‘Kou Tao Tu’ mengangguk. Tio Beng mengancam jika ‘Kou Tao Tu’ berani berbohong maka kepalanya jadi jaminan. Tio Beng kemudian minta disiapkan pasukan lalu minta ‘Kou Tao Tu’ mengantarnya ke tempat Thio Bu Ki. ‘Kou Tao Tu’ mengangguk.
Mereka tiba dan menggeledah sebuah kuil. Ternyata Bu Ki dan orang-orangnya sudah pergi. ‘Kou Tao Tu’ lega karena Bu Ki sangat pintar, jadi usahanya selama ini tidak sia-sia. Tio beng minta maaf pada ‘Guru Kou’nya karena sempat salah paham padanya. Ia kemudian minta ‘Kou Tao Tu’ dan 2 Ketua Xuanming menjaga Kuil Wan An, takutnya Bu Ki datang menyelamatkan tawanan mereka. ‘Kou Tao Tu’ khawatir jika ia dan 2 Ketua Xuanming tinggal di Kuil Wan An, maka rencana Bu Ki tidak akan berjalan lancar, karena skenario yang ia siapkan tidak sesuai dengan rencana semula, dan ia juga tidak bisa memberitahu Bu Ki.
Di keramaian pasar tampak pasukan Mongol lewat dan diikuti oleh seorang mata-mata sekte Ming. Mata-mata itu kemudian masuk ke sebuah penginapan tempat persembuyian Bu Ki dan disambut Raja Kelelawar. Ia melaporkan Tio Beng benar-benar menuju ke tempat mereka sebelumnya. Bu Ki lega mereka tak ketahuan dan identitas Pengawal Hoan tidak terbongkar. Siao Ciao sudah selesai meramu obat dengan resep yang diberikan Bu Ki. Kemudian Bu Ki minta Siao Ciao memasukkannya ke tutup botol arak. Yang bertugas mengantarkannya dalah Raja Kelelawar.
Keesokan harinya, Raja kelelawar dan Hoan Yao bertemu diam-diam.Raja Kelelawar menyerahkan tutup tempat arak itu pada Hoan Yao yang bingung. Raja kelelawar kemudian menjelaskan cara penggunaan obat bius tersebut yang dipasang di tempat arak. Hoan Yao kagum pada pemikiran ketua mereka. Ia juga melaporkan perubahan yang terjadi pada rencana mereka. Raja kelelawar bingung, semuanya akan sangat sulit dan tidak sesuai rencana. Hoan Yao mengusulkan untuk mengundur rencana mereka, tapi rencana ini sudah setengah jalan, tak bisa diundur lagi. Mereka memutuskan melanjutkan rencana semula.
Malam harinya, Raja Kelelawar menyelinap ke suatu tempat. Di kediamannya, Tio Beng sedang membasuh kakinya. Saat membasuh kakinya, ia teringat ucapan Buki yang mengatakan ia tak tau malu,sebentar tertawa sebentar menangis dan ia gadis yang lebih berbahaya dari 10 pria. Tio Beng tersenyum mengingat semua itu, dan menyuruh pelayannya keluar. Tio Beng kemudian mengelap kakinya dengan penuh sayang dan tak bisa menahan kebahagiaannya serta tersenyum lebar. Tapi kemudian ia yakin Bu ki masih ada di Ibukota untuk menyelamatkan para pendekar. Ia kemudian bertanya-tanya dimana Bu ki berada, kemudian ingat satu nama – Cha A Gu, dan menyadari sesuatu.
Di penginapan, Yo siauw memaksa ikut Bu ki ke kuil Wan An, tapi Bu ki menolak karena misi ini sulit dan tak ada hubungannya dengan Sekte Ming. Bu Ki takut jika terjadi apa-apa dengannya, Yo siauw bisa menggantikan dirinya memimpin Sekte Ming. Ia kemdian meminta Yo siauw dan salah satu anggota mereka untuk berjaga di luar, kalau-kalau ada berita dari Raja Kelelawar atau Pengawal Kanan Hoan.
Penjagaan di Kuil Wan An sangat ketat. Hoan Yao berusaha mencari ide agar bisa minum arak bersama Ho Pit Ong. Tak lama ia mencium aroma masakan. Saat ditelusuri ternyata 2 dari A San dan A Ji sedang memasak sup daging anjing. Hoan Yao mencicipi sup itu dan arak yang ada disana, tapi kemudian memuntahkannya lagi. Ia kemudian menawarkan araknya pada kedua pengawal itu. Mereka berdua senang, apalagi araknya sangat bagus. Tak lama datanglah Ho Pit Ong. Mereka berempat kemudian minum arak bersama dan berpesta ria. Sementara Luk Tung Kek keluar dari kamarnya. Ternyata Raja Kelelawar sudah mengintai dari jauh sambil membawa sebuah gelondongan. Ia meletakkan gelondongan itu di ranjang Luk Tung Kek dan pergi menjauh. Luk Tung Kek masuk ke kamarnya dan kaget melihat ada gelondongan di tempat tidurnya. Ia menutup pintu dan membuka gelondongan itu, ternyata istri Koke Taermur yang tak sadarkan diri. Ini membangkitkan nafsu bejat Luk Tung Kek. Sementara siasat Hoan Yao berhasil, Ho Pit Ong , A Ji, A San mulai sakit perut. Hoan Yao pura-pura sakit perut dan menulis di meja bahwa ini gejala keracunan pelemah otot. Kedua pengawal Tio beng itu mencurigai Ho Pit Ong meracuni mereka karena hanya Ho Pit Ong dan Luk Tung Kek yang memegang racun itu, tapi Ho Pit Ong menyangkalnya dan berkata bahwa ia juga terkena racun. Hoan Yao kemudian meminta penawarnya. Ho Pit Ong setuju untuk mencari penawarnya baru cari orang yang meracuni mereka. Penawarnya da di Luk Tung Kek. Sementara itu, Koke Termur marah-marah mengetahui istrinya diculik orang.
Di Kamarnya, Luk Tung Kek mengelus pipi istri Koke, saat Ho Pit Ong dan yang lain datang dan minta dibukakan pintu karena ada masalah penting. Luk Tung Kek menutupi istri Koke dengan selimut dan membuka pintu. Ho Pit Ong dan yang lainnya sudah tak sabar langsung masuk dan minta penawar. Luk Tung Kek bingung bagaimana merek bisa keracunan padahal racun ada pada Ho Pit Ong, tapi mereka juga tak tahu. Luk Tung Kek akan menolong mereka, dan saat memegang tangan Hoan Yao, ia sadar Hoan Yao tidak keracunan.
Hoan Yao memukul Ho Pit Ong dan yang lainnya hingga pingsan, dan bertarung dengan Luk Tung Kek. Hoan Yao kemudian membuka selimut yang menutupi istri Koke, dan menghardik Luk Tung Kek yang berani menculik istri Koke. Luk Tung Kek kaget karena Hoan Yao ternyata tidak bisu. Ia bertanya apa tujuan Hoan Yao sebenarnya. Hoan Yao ingin mengadu domba Luk Tung Kek dengan Mongol berkata bahwa ia diperintah Pangeran Ruyang berpura-pua bisu untuk mengawasi 2 Ketua Xuanming yang berilmu tinggi . Awalnya Luk Tung Kek goyah,tapi ia berkata tidak mempercayainya. Hoan Yao menyudutkan Luk Tung Kek dengan istri Koke. Luk Tung Kek bertanya apa mau Hoan Yao sebenarnya. Hoan Yao ingin Luk Tung Kek merahasiakan Kou Tao Tu yang bisa bicara. Saat itu, istri Koke siuman, dan Hoan Yao langsung menotoknya. Ia menawarkan cara dengan membunuh istri Koke atau menyembunyikannya. Luk Tung Kek yang pintar bertanya apa sebenarnya yang ‘Guru Kou’ inginkan. Hoan Yao mengarang sebuah cerita palsu untuk mendapat penawar, bahwa ia dan Biat Coat punya hubungan dan Ciu Ci Jiak adalah anak mereka. Hoan Yao ingin menyelamatkan Biat Coat dan ‘putrinya’. Luk Tung Kek senang dengan pertukaran ini. Ia kemudian memberikan penawar pada Hoan Yao. Hoan Yao heran karena penawarnya sangat sedikit dan minta ditambah lagi. Itu malah membuat Luk Tung Kek curiga yang ingin diselamatkan bukan hanya Biat Coat dan Ci Jiak saja, tapi Hoan Yoan menyangkalnya. Belum sempat berkata lagi, anak buah Koke datang karena jejak penculik selir Koke berakhir disana. Luk Tung Kek panik, tapi Hoan Yao menyuruhnya tenang dan menjawab biasa. Luk Tung Kek beteriak bahwa tak ada siapapun disana dan ia ingin tidur. Pengawal itu mengeti dan akan melaporkannya pada pangeran. Luk Tung Kek panik tapi Hoan Yao mengusulkan menyembunyikan selir Koke di kuil Wan Anyang langsung disetujui oleh Luk Tung Kek. Tidak akan ada yang menyangka kalau selir Koke ada di kuil Wan An, dan Hoan Yao juga akan membantu. Saat akan masuk ke kuil, Tio Beng datang.
Tio Beng datang mencari ‘Guru Kou’ dan memintanya menemani Tio Beng ke suatu tempat. Hoan Yao khawatir rencananya sia-sia. Tio Beng melihat gelondongan yang dibawa ‘Guru Kou’nya dan bertanya apa itu. Luk tung Kek memberitahu bahwa itu adalah selimut ’Kou Tao Tu’. Luk Tung Kek mengarang alasan, mereka takut orang sekte Ming datang, jadi berencana tidur di Kuil. Tio beng sneang dan menyuruh ‘Guru Kou’ memberikan selimutnya pada Luk Tung Kek dan mengikutinya. Luk Tung Kek masuk ke sebuah kamar dan membuka gelondongan itu. Ia bicara pada selir Koke dan kemudian menciumnya.
Luk Tung Kek berpikir harus membantu ’Kou Tao Tu’ agar ia tutup mulut, dan berpikir melepaskan Biat Coat dan Ciu Ci Jiak. Ia ingin memanfaatkan kekacauan yang dilakukan Bu Ki sebagai alasan bahwa Bu Ki yang sudah menyelamatkan Ci Jiak dan Biat Coat.
Sementara itu, Tio Beng dan Hoan Yao sudah sampai di kediaman Bu Ki yang sekarang. Hoan Yao heran Tio Beng tahu tempat persembunyian Bu Ki, tapi dari tatapan Tio Beng seperti tidak akan mencari masalah. HoanYao curiga Tio Beng menyukai ketuanya. Ia tau kalau Tio Beng membawanya dan bukannya membawa 2 ketua xuanming karena ia bisu, tak bisa bocorkan rahasia. Hoan Yao sampai tersenyum tau Tio Beng menyukai ketuanya. Tio Beng bertanya kenapa tersenyum, sampai Hoan Yao salah tingkah. Pelayan datang dan Tio Beng berkata bahwa ia mencari seorang bernama Cha A Gu. Di dalam Bu Ki sedang bersiap-siap dibantu Siao Ciao. Di Luar, Yo Siauw minta Chu Yuan Chang menyiapkan pasukannya. Ia hanya ingin pergi ke kuil Wan An dan tidak membantu orang, jadi tidak melanggar perintah ketua. Saat Bu Ki akan pergi, pelayan memberitahu kalau ada seorang Nona Tio mencarinya. Yo Siauw memuji Tio Beng yang dengan cepat menemukan mereka. Siao Ciao memperingatkan Bu Ki tentang pakaian hitam-hitamnya. Bu Ki menemui Tio beng setelah berganti pakaian. Tio Beng menyindirnya yang membawa banyak orang.Bu ki khawatir identitas pengawal Hoan terbongkar. Tio Beng ingin bicara dengan Bu ki di tempat lain, Bu ki mengikutinya walau Yo Siauw melarang.
Di Kuil Wan An, Luk Tung Kek masuk ke tahanan dan menyeret Ci Jiak dan Biat Coat. Ci Jiak melarang Luk menyakiti gurunya. Luk menyindirrnya “benar-benar ibu dan anak”. Biat Coat marah karena dihina seperti itu. Tapi Luk tak perduli dan menyeret mereka keluar meninggalkan Teng Binkun dan seorang temannya di tahanan. Luk melempar mereka ke sebuah ruangan dan mengancam akan membunuh mereka. Biat Coat marah dan minta pisau, ia sendiri yang akan bunuh diri. Luk mengunci mereka di ruangan itu dan mengambilkan pisau. Saat Luk pergi, Biat Coat bertanya pada Ci Jiak apakah Ci jiak menyukai Bu ki. Ci jiak menyangkalnya. Biat Coat ragu, tapi Ci jiak meyakinkannya. Baiklah kalau begitu, Biat Coat meminta Ci jiak bersumpah atas nama langit bahwa ia tidak akan menyukai ataupun menikah dengan Bu Ki. Jika ia menikah dengan Thio bu ki, maka arwah orang tuanya dan gurunya tidak akan tenang di alam baka, Jika punya anak dengan Bu ki, yang laki-laki akan jadi budak, yang perempuan akan jadi pelacur. Dengan berat hati, Ci jiak bersumpah sesuai instruksi gurunya.
Di sebuah kedai, Tio Beng mentraktir Bu ki makan malam (istilah kerennya sekarang candle light dinner.. wkwkw). Ia mengajak bu ki minum arak. Seperti bisa membaca pikiran Bu Ki, ia mencicipi arak di gelas Bu Ki dan berkata itu tak beracun. Bu Ki berkata jika ada yang ingin dibicarakan, katakan saja. Tio Beng tak mau terburu-buru, ia ingin minum 3 gelas baru bicara. Ia mengajak Bu Ki besulang. Awalnya Bu Ki ragu, tapi ia minum juga .. Jika masih ragu, setiap gelas akan kucicipi dulu. Hoan Yao mengintip mereka dari balik pintu dan pergi.
Di kuil, Ci Jiak menghapus air matanya dan Biat Coat tampak terharu. Ia meminta Ci Jiak bangun dan berkata semua demi kebaikan Ci Jiak. “Kau masih muda, kelak aku tak bisa menjagamu lagi. Jika kau mengikuti jejak Ki Siao Hu, aku tak akan tenang” katannya. Biat Coat ingin Ci Jiak meneruskan partai Gobi. Ia melepas cincin kebesaran partai Gobi, peninggalan kwee siang. Ia minta Ci Jiak berlutut dan menerima perintahnya untuk menjadi ketua generasi ke 4 Gobi. Ia memakaikan cincin itu ke tangan Ci Jiak. Dan resmilah Ci jiak sebagai ketua Gobi generasi ke 4.
Hoan Yao diam-diam menyelinap ke ruangan tempat selir Koke disekap, mengira ketua Luk habis bersenang-senang dengannya, dan merasa itu kesempatan baik untuk mengambil penawar. Ia membunuh orang di balik selimut dan saat membukanya, ia terkejut karena yang mati adalah selir Koke.
Di kedai, Tio Beng bertanya pada Buki apa Bu Ki tau siapa dirinya. Bu Ki bilang tidak tahu, lalu Tio beng memberitahu siapa dia, yang merupakan putri pangeran Ruyang. Tapi Bu Ki tidak terkejut, Tio beng jadi curiga kalau Bu Ki sudah tau identitasnya, tapi Bu ki menyangkalnya. Bu ki hanya tau kalu Tio Beng masih muda tapi sudah punya banyak pesilat tangguh, pasti latar belakangnya tidak biasa. Tio Beng kemudian bertanya, jika ia membunuh Ci Jiak apa yang akan dilakukan Bu Ki. Bu Ki berkata Ci jiak tak punya kesalahan, mengapa harus dibunuh. Tapi Tio Beng tidak peduli, bersalah atau tidak , jika aku tak suka maka akan kubunuh. Tapi ada orang yang terus bersalah padaku, tapi aku tak mau membunuhnya, seperti kau. Bu Ki yang tak paham juga kalau saat itu Tio Beng sedang ‘menembaknya’ berkata ia menyakiti Tio Beng karena terpaksa, tapi ia berterimakasih saat Tio Beng mau menyembuhkan paman ke 3 dan ke 6 nya. Tio Beng tidak mengerti, ia sudah menyakiti mereka tapi Bu Ki berterimakasih padanya. Tio Beng kemudian kembali pada pertanyaannya yang semula, apa yang akan dilakukan BuKi? Apakah akan balas dendam? Tio beng merengek dengan manja, tapi Buki bilangg tidak tau. Tio Beng malah merasa Bu Ki tak mau menjawabnya. Bu Ki lalu bercerita saat kecil ia melihat sendiri orang tuanya mati dan ia tau pembunuhnya. Tapi ia tak mau balas dendam, karena toh orang tuanya tak akan hidup lagi. Ia ingin semua orang hidup damai tanpa dendam, saling memaafkan dan tidak membunuh. Bu ki kemudian merasa aneh, kata-kata yang ia ucapkan bahkan tak ingin ia ucapkan pada kakek gurunya dan orang-orang yang dekat dengannya, tapi justru keluar saat bicara dengan Tio Beng. Tio Beng tersenyum senang, ia bahkan bercanda saat Bu Ki akan minum dengan berkata minumannya beracun. Tio beng tertawa dan berkata” jika aku mau meracunimu sudah dari tadi, tak perlu tunggu sampai sekarang, kau begitu sedih, aku hanya ingin mengganti suasana ” . BuKi, “ Kadang aku tak bisa membedakan mana kau yang asli dan palsu”
Tio Beng lalu berkata bahwa ia sangat berbeda dengan Bu ki, ia akan membunuh semua orang yang ingin ia bunuh. Bu Ki berkata hati Tio Beng tidak akan tenang, karena orang yang akan ia bunuh akan meninggalkan keluarga dan istrinya., contohnya ayah angkatku, ia membunuh banyak orang dan hatinya dipenuhi penyesalan.Bu Ki lalu bertanya apa Tio Beng sudah membunuh banyak orang? “Suatu saat kelak aku akan membunuh banyak orang. Leluhurku adalah seorang pahlawan, jika aku laki-laki, aku pasti akan berjaya” Tio Beng kemudian menagih jawaban Bu Ki mengenai pertanyaannya..Bu Ki berkata jika Tio beng membunuh Ci Jiak, maka ia tak mau lagi berteman dan ketemu Tio beng lagi. Tio beng tertawa karena jawaban Bu Ki sangat lucu, “apa kau menganggapku teman?” Bu Ki menjawab, jika ia membenci tio beng maka ia tak akan minum bersama Tio beng. “Aku tidak mau membenci orang, orang yang paling kkubenci adalah Sengkun, tapi ia mati atau tidak, aku tak peduli.”
“bagaimana dengan aku, kalu aku mati besok apa itu penting bagimu? Mmmm.. Kau pasti bersyukur Tio Beng yang keji akhirnya mati dan tidak akan ada masalah lagi denganmu”
“tidak, aku tidak berharap kau mati,” Tio Beng senang sekali, seyumnya lebaaar.. “Benarkah?”
“Benar, saat raja kelelawar mengancam akan menggores wajahmu, aku benar-benar mengkhawatirkanmu, kelak kau jangan menyulitkanku lagi ya,kau lepaskan 6 alian besar dan kita berteman saja”
“Aku juga berpikir begitu, kau ketua sekte Ming, bisa membujuk mereka mengabdi pada pemerintah Mongol,”
Tapi, Thio bu ki tidak mau karena Kaisar bodoh dan pejabat korup, menyengsarakan rakyat. Thio beng marah karena penghinaan terhadap kaisar. Mereka bangun dan saling menatap tajam.

Sinopsis To Liong To 2003 episode 23

Mendengar ucapan thio bukie,tio beng terkejut dan berkata:"thio bukie,kau berani berkata-kata kasar seperti ini.ini berarti pemberontakan secara terbuka."jawab thio bukie:"dari tadi,aku memang sedang memberontak.apa kau baru tahu?"tio beng sangat sedih mendengar pernyataan itu dari thio bu kie.thio bu kie pun menyesal setelah mengatakan hal itu.tio beng lantas berkata:"aku menca...rimu kemari,untuk mengobrol denganmu.bukan untuk bertengkar denganmu."kemudian,mereka duduk dan minum arak tanpa berbicara lagi.lok thung kek datang ke kamar menara kuil wan an untuk melepaskan totokan han kie,sang selir pangeran koke temur.namun,ternyata orang yang dibalik kasur tipis,adalah hoan yauw.hoan yauw lantas menotok aliran darah lok thung kek dan mengambil obat penawar bubuk harum pelepas tubuh dari saku lok thung kek untuk diberikan kepada para tokoh 6 partai dunia persilatan yang dikurung di penjara kuil wan an.ciu ci jiak merasa tidak pantas menjadi ketua perguruan gobi.karena,ia merasa terlalu muda dan ilmu kungfunya masih cethek.namun,biat coat bersikeras ia ingin ciu ci jiak yang menggantikannya menjadi ketua.karena biat coat yakin,suatu saat nanti ilmu ciu ci jiak tidak terbatas.biat coat juga menceritakan asal usul pedang langit dan golok pembunuh naga yang merupakan peleburan dari pedang berat yoko.kwee ceng dan oey yong meminta ahli pandai besi melebur pedang berat yoko menjadi pedang langit dan golok pembunuh naga.di dalam golok pembunuh naga diselipkan kitab strategi perang sedangkan di dalam pedang langit diselipkan kitab 9 yin dan ilmu 18 tapak penakhluk naga.golok pembunuh naga diserahkan kepada kwee pohlow sedangkan pedang langit diwariskan kepada kwee siang.setelah menceritakan itu,biat coat meminta ciu ci jiak merebut kembali pedang langit dengan memanfaatkan kebaikan thio bu kie pada ciu ci jiak,karena biat coat mengira tio beng yang merebut pedang langit dari tangannya bersekutu dengan sekte ming.tapi,ciu ci jiak tidak mau malah memilih menabrakkan diri ke jeruji besi hingga dahinya terluka.biat coat terkejut,karena murid yang dikenalnya penurut ternyata keras kepala juga.

Biat coat melanjutkan pembicaraannya pada ciu ci jiak.tiba-tiba saja,ciu ci jiak pingsan karena merasa beban yang dipikulnya terlalu berat.di luar,koke temur datang membawa para pengawalnya dan mengepung kuil wan an.hoan yauw masuk ke kuil wan an dan menemui 3 pendekar butong untuk memberi obat penawar bubuk harum pelemas tubuh kepada mereka.ciu ci jiak yang sempat pingsan pun tersadar.ciu ...ci jiak mengajak biat coat berdiri.setelah berdiri,biat coat memberi tahu cara untuk mendapatkan 3 kitab yang tersimpan di dalam pedang langit dan golok pembunuh naga,yaitu dengan mengadu pedang langit dan golok pembunuh naga hingga keduanya patah secara bersamaan.thio bu kie meminta tio beng agar berhenti minum arak,karena kalau tio beng minum arak lagi dia akan mabuk.thio beng dan tio beng bercakap-cakap lagi.beberapa saat kemudian,tio beng bertanya pada thio bukie diantara dirinya dan ciu ci jiak,siapakah yang lebih cantik.thio bu kie pun menjawab kalau tio beng lebih cantik.tio beng meminta agar thio bu kie mau menemaninya mengobrol dan minum arak bersama kalau tio beng ingin.thio beng pun berkata kalau dia ingin pergi ke selatan.tio beng pun mengucapkan permintaan pertamanya.yaitu,ingin meminjam golok pembunuh naga selama 2 jam.thio bu kie berpikir sejenak,kemudian mengiyakan permintaan tio beng tersebut.

Ketika hoan yauw keluar dari kuil wan an,tanpa sengaja ia bertemu dengan pangeran koke temur.ia pun berdebat dengan pangeran koke temur.pangeran temur memerintahkan para pengawalnya untuk membakar kuil wan an.thio bu kie dan tio beng pun melihat kebakaran yang diakibatkan pengawal pangeran koke temur.karena,kedai tempat thio bu kie dan tio beng mengobrol jaraknya tidak jauh dari kuil wan an.thio b...u kie langsung berlari menuju kuil wan an untuk menyelamatkan tokoh 6 partai dunia persilatan yang terkurung di kuil wan an.hoan yau masuk ke kuil wan an dan meminta para pendekar untuk lekas turun dan menyelamatkan diri.tapi,terlambat jalan untuk turun sudah dipenuhi api.pangeran koke temur memerintahkan pengawalnya untuk membakar menara kuil wan an dengan cara melontarkan panah api.untunglah,thio bu kie datang dan menghentikan panah api itu dengan ilmu memindahkan langit dan buminya.thio bu kie pun meminta para pendekar lekas loncat dari menara kuil wan an,kemudian thio bu kie akan menangkap mereka dan tak membiarkan mereka celaka.namun,karena menganggap thio bu kie berdusta mereka tidak bersedia.kemudian,thio bu kie meminta paman ke-7 untuk loncat duluan.setelah mengetahui paman ke-7 thio bu kie sampai dibawah dengan selamat,para pendekar yang lain loncat duluan.ketika tiba giliran song cing su lompat,ia mengajak ciu ci jiak untuk melompat juga.namun,ciu ci jiak tidak mau.ciu ci jiak menanti biat coat yang sedang bertarung dengan ho pit ong.karena,biat coat merasa terhina mendengar perkataan ho pit ong yang mengatakan kalau biat coat adalah kecintaan hoan yauw dan ciu ci jiak adalah anak mereka.beberapa saat kemudian,tibalah giliran biat coat dan ciu ci jiak yang loncat.karena tidak mau ditolong thio bu kie yang notabennya adalah ketua sekte ming yang dianggap sesat.maka,biat coat memukul thio bu kie dengan tapaknya.sampai thio bu kie terjatuh.biat coat menjadikan dirinya tameng untuk melindungi ciu ci jiak.biat coat pun terjatuh dan kepalanya terbentur sangat keras.ciu ci jiak sangat terkejut.di saat sekarat,biat coat meminta agar ciu ci jiak tidak melupakan janjinya.setelah itu,biat coat pun meninggal.ciu ci jiak dan murid perguruan gobi lainnya sangat berduka melihat kejadian itu.


Rabu, 18 April 2012

Nama-nama Pejabat Sekte Ming

Ketua : Thio Bu Ki

2 Utusan:
1.Utusan Kiri: Yo Siao. Digambarkan tegas, tampan, berwibawa, dan ilmunya sangat tinggi. Ialah ayah Yo Put Hui.
2.Utusan Kanan: Fan Yao. Keberadaannya masih misterius, belum ada yang tahu bahwa ia menyusup sebagai salah satu jago silat bawahan Minmin/Tio Beng.

4 Raja Pelindung:
1. Raja Naga Ungu, atau Nenek Kim Hoa/Nenek Bunga Emas. Ia berdarah Cina-Persia dan kabur dari Sekte Ming Persia karena melanggar aturan tidak menikah. Sebenarnya ia merupakan wanita cantik primadona Sekte Ming.
2. Raja Elang Alis Putih: In Thian Cheng, ayah In So So yang sempat mendirikan partai sendiri saat Sekte Ming penuh konflik
3. Raja Singa Emas: Cia Sun. Ialah sebenarnya yang ditunjuk sebagai Ketua Sekte Ming, namun akibat perbuatan Seng Kun, hidupnya berantakan
4. Raja Kelelawar Hijau: We Yisiao, ilmu meringankan tubuhnya termasuk yang paling tinggi di antara pesilat pada jamannya. Kebiasaannya menghisap darah untuk menyambung hidup telah disembuhkan oleh Thio Bu Ki.



Sinopsis To Liong To 2003 episode 21

Para Pendekar Butong sudah kehilangan tenaga dalam. Tio Beng minta Song Ceng Su -putra murid ke-1 Butong Song Wan Kiauw-, keluar dari tahanan mengikutinya. Mereka melintasi ruang tahanan lain, dimana Guru dan 3 murid Go Bi ditahan, termasuk Ciu Cie Jiak yang dicintai Song Ceng Su. Pendeta Biat Coat menolak makan makanan pemberian Tio Beng.

Song Ceng Su dibawa ke arena oleh Tio Beng dan dipaksa bertarung dengan 3 pengawalnya. Song Ceng Su mencibir, katanya, kau hilangkan tenagaku dan kau suruh aku bertarung, hanya diberi pedang kayu pula. Bagaimana aku bisa menang? Tio Beng berkata, ia hanya ingin melihat gerakan, bukan tenaga. Kalau sampai kalah, maka Song Ceng Su akan ditahan lagi. Ceng Su tetap menolak, katanya lebih baik mati daripada menurut pada Tio Beng. Tio Beng tahu Ceng Su suka pada Cie Jiak, ia malah mengancam menyuruh Cie Jiak untuk menggantikan Ceng Su. Ceng Su pun terpaksa bertanding melawan A San, A Toa, A Jie (A Er). Karena ini hanya pertandingan adu jurus tanpa tenaga dalam, ilmu pedang Butong yang ditampilkan Song Ceng Su bisa memenangkan 2 pertandingan, tetapi ia kalah di pertandingan terakhir dan dibalikkan ke tahanan. Ia mengabari paman-paman Butong-nya bahwa perguruan lain juga ditahan.

Di arena, datang kakak Tio Beng/Minmin Temur yaitu Koke Temur. Koke memberi selamat pada adiknya soal perjodohannya dengan anak Pangeran ke-7. Tio Beng tak bahagia dan malah kabur dengan kudanya. Ia makin kesal pada Thio Bu Ki. Kegagalan Tio Beng menaklukkan Sekte Ming dan mengobrak-abrik 6 perguruan adalah karena Thio Bu Ki. Kegagalan inilah yang dimanfaatkan Pangeran ke-7 untuk memaksa Ayah Tio Beng, Pangeran Ruyang alias Chaghan Temur, untuk menyetujui perjodohan dengan anak Pangeran ke-7, Zhayadu. Singkatnya karena Bu Ki-lah Tio Beng kini dipaksa menikah dengan Zhayadu.

Di gunung Butong, Thio Bu Ki bertanya pada pamannya soal Yo Put Hui. Kata In Li Heng, ia seperti melihat Kee Siao Hu dalam diri Put Hui. Put Hui sangat telaten dan penuh perhatian. Tapi soal menikahinya, ia berkata umur yang terpaut jauh akan jadi halangan. Kata Bu Ki, biarkanlah rasa itu tumbuh dengan sendirinya, tidak usah dipaksakan.

Chang Ie Chun mengabari soal keberadaan Tio Beng di kota Dadu. Yo Siauw dan Kelelawar Hijau ikut Bu Ki kesana. Yo Put Hui dan Siao Ciao disuruh tinggal di Butong. Siao Ciao ikut melepas Bu Ki, namun ia makin jauh ikut mengantarkan Bu Ki dan tidak juga mau berpisah. Katanya, “Tuan, aku ada permintaan, bisakah tuan meminjam pedang langit pada Nona Tio untuk memutus rantai kakiku?”. Bu Ki menyanggupi, tapi tidak janji karena mungkin Tio Beng tidak mengizinkan pedangnya dibawa jauh. Kata Siao Ciao “Kalau begitu biarlah aku ikut, supaya rantai bisa langsung dipotong di sana”. Kata Yo Siauw, tak masalah Siao Ciao ikut, tetapi rantai itu mengundang perhatian. Siao Ciao manjawab ia bisa menutupinya dengan baju. Akhirnya semuanya luluh oleh bujukan Siao Ciao. Siao Ciao gembira sekali “Terima kasih pada Tuan bertiga!” katanya. Kelelawar Hijau menjawab “Eit, kenapa terimakasih padaku, aku tidak bilang apa-apa. Kalau aku capek, nanti kuhisap darahmu” candanya.

Sementara itu Tio Beng menemui ayahnya. Ia mengakui belum bisa melaksanakan tugas dengan baik, tapi ia tetap tidak mau menikah dengan Zhayadu. Katanya “Aku tak suka Zhayadu. Lelaki macam apa itu, lemah sekali, pakai minta pengaruh ayahnya agar menekanmu untuk melamarku. Aku tidak mau punya suami lemah, ayah, apa kau tega membuatku tak bahagia seumur hidup?”. Pangeran Ruyang mengakui kehebatan putrinya bicara, ia akan cari alasan sementara untuk menolak. “Tapi ingat,” katanya “Pangeran ke-7 menekanku karena belum berhasil menaklukan pemberontak, terutama Sekte Ming. Kau hancurkan dulu Sekte Ming, baru aku bisa punya muka dihadapan Kaisar untuk menolak lamaran Pangeran ke-7!”. Tio Beng setuju. Ketika ayahnya menanyakan tentang Seng Kun, kata Tio Beng, Seng Kun menghilang setelah pertempuran di puncak Guangming, sepertinya ia punya agenda tersendiri. Kata ayahnya, kita bisa punya agenda/motif yang berbeda, asal tujuan kita sama, malah bagus bisa memanfaatkannya. “Aku dengar, Ketua yang baru, Thio Bu Ki, bisa menyatukan Sekte Ming. Apa kamu sudah pernah bertemu dan menguji kungfunya?” tanya ayahnya. Tio Beng jadi salah tingkah “Hmm… iya, kungfunya lumayan juga, aku pernah bertemu beberapa kali” katanya. “Ingat, Minmin” kata ayahnya “Ular tak bisa hidup tanpa kepala, asal kau bisa taklukkan pemimpinnya, kamu bisa menang. Singkirkan kepalanya yaitu Thio Bu Ki, maka semuanya beres”. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh pertengkaran yang ternyata Koke Temur yang mabuk dan bertengkar dengan istrinya. Iapun dimarahi ayahnya.

Rombongan Thio Bu Ki tiba di Dadu. Ia menemui anggota Sekte Ming, Chu Goan Chang (Zhu Yuan Zhang, tokoh nyata yang nantinya jadi Kaisar Dinasti Ming). Chu menjelaskan bahwa tokoh-tokoh 6 perguruan lurus dikurung di suatu pagoda.

Thio Bu Ki, Kelelawar Hijau dan Yo Siauw mengintai Tio Beng dari rumah Pangeran Ruyang sampai ke arena silat depan pagoda. Di arena, Kecapi Besi dari Kunlun sudah dipotong 2 jarinya karena tidak mau tunduk pada Tio Beng. Iapun dipaksa beradu kungfu dengan bawahan Tio Beng. Kalah lagi, ia kehilangan jari lagi. Bu Ki amat marah melihatnya. Pikirnya, Tio Beng ini kelihatannya saja manis, padahal sangat kejam. Bu Ki kemudian menyelinap menemui paman-paman Butong-nya. Namun tenaga dalam mereka hilang akibat diracun. Mereka tak mau Bu Ki merisikokan nyawa untuk menyelamatkan mereka.

Tio Beng menyuruh Biat Coat keluar untuk bertanding, tapi Ciu Cie Jiak malah maju, “Biar aku yang gantikan guruku” katanya. Kata Tio Beng “Biat Coat, kamu sungguh guru yang gagal. Dari 3 muridmu, hanya satu yang spontan maju. Baiklah, aku kabulkan permintaan Cie Jiak menggantikan gurunya!”

Ciu Cie Jiak dibawa ke arena. Kata Tio Beng, “Apa benar Biat Coat menurunkan ilmunya padamu? Kalau kamu bisa mengalahkan 3 jagoanku, kamu boleh pergi!” “Guruku lebih baik mati daripada menyerah” sahut Cie Jiak. “Guruku tak sudi merendahkan dirinya dengan melayani makhluk keji dan rendah seperti kalian” katanya tajam. “Orang sebelum kamu sudah kupotong jarinya karena tak mau bertarung, bagaimana denganmu, masih tak mau?” ancam Tio Beng. Cie Jiak diam saja. “Hmm baiklah. Untukmu, aku akan gores wajahmu yang cantik supaya cacat. Bagaimana?”. Taktik ini berhasil. Hilang nyawa atau jari mungkin tak menakutkan dari rusak wajah, bagi wanita, itu suatu hal yang sensitif. Cie Jiak ketakutan. Namun saat pedang hampir melukai wajahnya, melesatlah sebuah kotak dari persembunyian Bu Ki, yang digunakan Bu Ki untuk menangkis pedang itu.
Tio Beng memungut kotak yang terbelah dua yang ternyata kotak perhiasan darinya untuk Bu Ki. Ia berkata pelan “Rupanya kamu begitu benci dengan kotak ini”. Bu Ki jadi tak enak hati. (Pikirnya, kotak pemberian Tio Beng itu berisi petunjuk obat yang telah menyelamatkan nyawa pamannya) “Bukan salahku, aku tak bawa senjata, hanya ini, makanya kulempar”. Tio Beng terlihat senang “Jadi, kau bawa kotak ini bersamamu?” Bu Ki mengiyakan. “Aku tak tahu kamu adalah kekasih Nona Ciu Cie Jiak” lanjut Tio Beng. Elak Bu Ki, ia dan Cie Jiak hanya teman masa kecil. “Aku akan mencari orang untuk memperbaiki kotak ini” kata Bu Ki. Ia bertanya mengapa Tio Beng mengurung pamannya dan tokoh perguruan lainnya. Kata Tio Beng “Maksudku baik, menawarkan mereka hidup layak bila tunduk pada pemerintah. Tapi mereka keras kepala”. Kata Tio Beng, Bu Ki boleh pergi tapi tidak boleh membawa Ciu Cie Jiak. Bu Ki tidak mau.

2 Tetua HianBeng (Xuan Ming) yang berpakaian hitam dan putih menyerang Bu Ki. Kali ini Bu Ki benar-benar ingin melampiaskan dendam pada 2 orang itu, yang pernah membuatnya menderita racun tapak es ketika kecil. Pertempuran panjang dan seru tak terelakkan. (2 Tetua Hian Beng dengan Tapak Es nya yang mematikan adalah pengawal Thio Beng yang paling tinggi ilmunya. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa ilmu Thio Bu Ki saat itu telah mencapai puncaknya dan jauh meningkat pesat dari saat mereka bertemu di Perguruan Butong (Episode 19). Ini karena selama di Butong, Bu Ki banyak berdiskusi dan belajar dengan Thio Sam Hong. 3 ilmu sakti yang dimiliki Thio Bu Ki: Kitab 9 Matahari, Membalikkan Langit & Bumi, serta Ilmu Taichi, dilengkapi dengan ilmu lain dari Butong, kini menjadikan 2 Tetua Hian Beng itu bukan lagi lawan sepadannya). Melihat keadaan tak menguntungkan, Thio Beng menyuruh A Tao, A Da dan A San menyerang Kelelawar Hijau dan Yo Siauw. Semuapun bertarung hebat. 2 Tetua Hian Beng ‘hanya’ muntah darah akibat kemurahan hati Bu Ki yang tetap tidak tega membunuhnya.Tiba-tiba Thio Beng berteriak ”Berhenti!”

Melihat 3 orang Sekte Ming bertempur untuknya, Ciu Cie Jiak menghaturkan rasa hormatnya “Tuan bertiga, harap pergi saja dan tak usah mengkhawatirkan aku” katanya. Tio Beng melirik “Jadi kalian benar-benar pasangan kekasih”. Bu Ki menyangkal “Kami teman baik sejak kecil. Ketika aku terluka parah akibat 2 orang jahat ini,” katanya sambil menunjuk 2 Tetua Hian Beng, “Cie Jiak lah yang memberiku makan dan minum, aku tak mungkin lupa” katanya. “Oh.. jadi dia teman masa kecilmu. Apa kau mau menjadikan ia istrimu?” tanya Tio Beng. Bu Ki diam saja. “Diam berarti setuju” kata Tio Beng. Bu Ki pun menyahut “Bagaimana bisa terpikir untuk hidup damai berkeluarga, bila musuh belum dimusnahkan dari negeri ini” katanya. Muka Tio Beng langsung berubah sedih. “Jadi.. kamu benar-benar ingin memusnahkan aku…”. Bu Ki berkata lagi “Nona, sampai sekarang aku tak tahu asal-usulmu. Tiap kita bertemu, selalu kau duluan yang memancing kerusuhan. Aku tidak cari musuh. Jika kau mau melepaskan paman-pamanku dan para pendekar, aku akan sangat berterima kasih dan tidak akan menganggapmu musuh” katanya. “Kamu kelihatannya bicara jujur” kata Tio Beng “Tapi.. Nona Ciu bukan anak buah maupun kekasihmu, kenapa engkau keberatan aku rusak mukanya?”. Ia mengayunkan pedang lagi ke arah muka Cie Jiak.

Tiba-tiba, sesosok bayangan melesat bagai kilat ke arah Tio Beng. Tanpa seorangpun dapat mencegah, muka Tio Beng sudah celemotan tanah bekas tangan Kelelawar Hijau (Sebelumnya, Kelelawar Hijau meludahi tangannya dan mengambil tanah kotor hingga lengket bercampur ludah di tangannya. Semua melihatnya tapi tak tahu apa maksudnya. Jadi Tio Beng tahu itu ludah Kelelawar Hijau dan ia sadar mukanya bau tak keruan, iapun amat malu campur jijik). Tio Beng amat syok dan malu kehabisan kata. “Nona, aku bisa lebih cepat dan lebih sadis daripada kamu” kata Kelelawar Hijau, “Kamu gores wajah Nona Ciu sekali, aku gores wajahmu 2 kali. Aku tak akan melepaskanmu. Kamu gores dia 2 kali, aku balas 4 kali. Aku Raja Kelelawar Hijau selalu memegang ucapan. Ini bukan ancaman kosong. Kamu bisa saja menyuruh anak buahmu mengawasiku, tapi aku lebih cepat dari mereka semua”. Tio Beng malu terdiam. Ia sadar Kelelawar Hijau tak omong kosong. (Raja Kelelawar Hijau merupakan pendekar dengan ilmu meringankan tubuh paling lihai pada zamannya. Jika ia diadu dengan Thio Bu Ki untuk jarak jauh, mungkin Bu Ki menang karena tenaga Bu Ki lebih hebat. Tetapi untuk jarak dekat dan kecepatan, sudah jelas ia nomor 1 sejagat kungfu saat itu, tak ada yang mampu menandinginya)

Yakin bahwaTio Beng tak bakal berani merusak wajah Cie Jiak, Bu Ki dan kawan-kawanpun pamit pergi. Cie Jiak dikembalikan ke ruang tahanan. Cie Jiak bercerita bahwa Tio Beng memaksa orang bertanding, agar ia bisa mencuri ilmu. Ia tidak mau ilmu leluhur Go Bi dicuri Tio Beng. Biat Coat senang “Untung Tio Beng tidak terlalu pintar untuk mempelajari ilmu kita dengan cepat”. Biat Coat bertanya apakah Cie Jiak bertanding? Kata Cie Jiak “Tidak guru, untung Thio Bu Ki menolongku”. Biat Coat marah “Jangan sebut-sebut nama anak iblis itu”. Walaupun Cie Jiak berkata bahwa Bu Ki bukan orang jahat, tapi gurunya tetap berkata “Ia membela aliran sesat, maka ia jahat”. Teng Bin Kun menghampiri Cie Jiak dan berbisik “Adik, Bu Ki mau menyelamatkanmu? Aku selalu baik padamu, mengasuhmu sejak kecil. “Kalau ia datang lagi untuk menyelamatkanmu, bawa aku juga, ya. Aku tak peduli dia dari golongan sesat atau bukan, aku ingin selamat!”. Cie Jiak mengangguk saja. Ia masih begitu bahagia karena Thio Bu Ki yang ia cintai, datang untuk menyelamatkannya.

Di gunung Butong, In Li Heng mulai belajar berjalan dibimbing Yo Put Hui. Kata Put Hui, jangan buru buru, menurut Bu Ki, walau koyo hitam itu efektif, namun butuh lebih dari sebulan untuk bisa lancar berjalan. Put Hui menyuapi In Li Heng sup ikan mas. In Li Heng terharu pada pengorbanann Put Hui turun gunung Butong untuk membeli ikan segar. Thio Sam Hong mengamati mereka. Saat Put Hui keluar, ia bicara dengan In Li Heng “Kamu beruntung cepat pulih karena dirawat Put Hui yang penuh perhatian”. Ia tahu apa yang ada di pikiran muridnya itu “Li Heng, jika kamu melihat Put Hui sebagai pengganti Kee Siau Hu, maka kamu telah menyia-nyiakan masa muda gadis itu. Tetapi kalau kamu melihat ia sebagai wanita yang kau cari dan pantas mendapatkan cintamu, ini adalah kesempatan baik.”

Thio Bu Ki beristirahat ditemani Siao Ciao. Katanya, sulit untuk membebaskan pendekar yang dikurung di pagoda itu. Kalau ia membawa banyak pasukan Sekte Ming ke tengah kota, pasti akan ketahuan. Kalau mereka bisa mencapai pagoda pun, belum tentu bisa menyelamatkan mereka. “Aku tidak pintar berstrategi.. entah bagaimana caranya” katanya. Saat Yo Siauw dan Kelelawar Hijau datang, ia berkata “Karena kesalahanku yang tidak sabar ingin menyelamatkan Cie Jiak, sekarang mereka tahu keberadaan kita”.

Tiba-tiba, datang pengawal Tio Beng menghampiri, tetapi ia berkata “Utusan Kanan Hoan Yauw (Fan Yao) memberi hormati pada Ketua” sambil kowtow pada Bu Ki. Alangkah senangnya mereka, ternyata, pengawal gagu yang mendampingi Tio Beng adalah utusan kanan Sekte Ming yang selama ini dikira hilang. Pantas, aku merasa seperti mengenalmu ketika di Istana Pangeran Ruyang, kata Yo Siauw. “Kenapa wajahmu yang tampan jadi rusak begitu?” kata Kelelawar Hijau. Rupanya Fan Yao sengaja merusak mukanya agar penyamarannya tak terbongkar. Ialah yang mengirimkan tanda bahaya ketika Sekte Ming terkepung. Yo Siauw mengagumi pengorbanan Fan Yao untuk jadi mata-mata. Dari Fan Yao mereka tahu bahwa Tio Beng adalah putri Pangeran Ruyang. Ruyang mendapat tugas kaisar untuk menghancurkan perlawanan Sekte Ming, hingga ia bekerja sama dengan Seng Kun yang mempunyai tujuan sama. Namun sampai kini, Seng Kun belum ketahuan kabarnya karena mayatnya tak diketemukan.

Sinopsis To Liong To 2003 episode 20

tio bu kie mengendap-endap menuju sebuah tenda yang menjadi tempat pengobatan 3 jagoan tio beng yang dilukainya.thio bu kie pun memasuki tenda tersebut dan mengambil botol yang berisi salep hei yui.karena thio bu kie takut kalau salep hei yui ternyata palsu,thio bu kie pun langsung mengeruk salep hei yui yang melekat di luka oe bun cek.di luar,para pengawal istana mongol telah bersiap untuk meringkus thio bu kie.thio bu kie langsung saja melompat menuju atas genting.setelah sampai di atas genting,siao chao yang pergi ke tenda bersama thio bu kie dan menunggu di atas genting langsung saja memeluk thio bu kie saking khawatirnya.thio bu kie pun pergi ke butong dan memberikan salep hei yui pada thio sam hong.thio sam hong dan thio bu kie membandingkan salep hei yui yang di botol dan salep hei yui yang di keruk thio bu kie dari oey bun cek.ternyata keduanya sama.thio sam hong lantas menerangkan kalau salep hei yui terbuat dari giok hitam yang sangat mahal.thio bu kie pun masuk ke dalam kamar jie thay giam,di sana juga in li heng.thio bu kie minta ijin pada mereka untuk mengolesi tubuh jie thay giam dan in li heng dengan salep hei yui.setelah selesai mengolesi jie thay giam dan in li heng dengan salep hei yui,thio bu kie merasa kelelahan.siao chao,menyiapkan tempat tidur untuk thio bu kie,agar dia dapat segera istirahat.tiba-tiba,yo put hui datang.yo put hui memberitahu kalau in li heng mengalami sakit yang teramat hebat,sampai pingsan 3 kali.thio bu kie langsung masuk ke kamar jie thay giam.dia menanyakan keadaan jie thay giam.jie thay giam pun menjawab,rasanya sangat sakit seperti digigit berlaksa serangga.tahulah thio bu kie,kalau ini adalah gejala terkena racun.kemudian,thio bu kie menanyakan keadaan in li heng.in li heng menjawab,yang biru,yang ungu,yang biru,yang putih sungguh indah . . . banyak sekali bela2 kecil menari-nari.sungguh indah . . . lihatlah . . . lihatlah!thio bu kie teringat buku yang dibacanya di lembah kupu-kupu tentang gelala yang di derita jie thay giam dan in li heng adalah gejala orang yang
terkena racun 7 serangga dan 7 bunga.thio bu kie pun sangat kecewa dan marah.setelah agak reda amarahnya,thio bu kie menyiram tubuh jie thay giam dan in li heng yang diolesi salep hei yui dengan arak.setelah selesai,thio bu kie masuk ruangan tempat mengirim doa untuk thio cuisan.thio bu kie hendak bunuh diri.untunglah thio sam hong datang dan melarang thio bu kie bunuh diri.

thio sam hong lantas menerangkan pada thio bu kie,bahwa bunuh diri adalah tindakan orang lemah dan thio bu kie harus tetap hidup karena dia adalah penerus ilmu kungfu perguruan butong.thio sam hong latas bertanya pada thio bu kie,apakah racun 7 serangga dan 7 bunga ada obatanya atau tidak.thio bu kie pun menerangkan panjang lebar tentang racun tersebut.ketika thio bu kie berbicara dengan thio sam hong,datanglah yo put hui dan siao chao dan memberitahu kalau tio beng datang dan ingin bertemu dengan thio bu kie.ketika thio bu kie hendak menemui tio beng,siao chao mencegat thio bu kie dan meminta agar thio bu kie mengembalikan tusuk konde ke pemiliknya.thio bu kie pun menemui tio beng dengan sekali lompatan.thio bu kie langsung mencengkeram tangan tio beng dan memaksanya memberi obat penawar untuk jie thay giam dan in li heng.tapi,tio beng menolak.thio bu kie makin memaksa tio beng.dia pun berkata kalau tio beng tidak mau memberikan obat penawar,maka thio bu kie dan tio beng akan mati bersama di saat itu juga.thio bu kie pun menyematkan tusuk konde di rambut tio beng.karena memang tusuk konde itu,milik tio beng.tio beng pun mau memberikan obat penawar,asalkan thio bu kie meluluskan 3 permintaan tio beng.thio bu kie menepuk tangan tio beng 3 kali sebagai tanda perjanjian.tio beng pun meminta thio bu kie menerima tusuk kondenya lagi.kemudian,tio beng menaiki punggung kuda,bersiap pulang.salah satu ketua xuanming memberi sepucuk surat pada thio bu kie..thio bu kie pun membaca surat tersebut di kamarnya.surat tersebut ternyata berisi tentang pemberitahuan tentang salep hei yui yang tersimpan di dalam kotak wadah tusuk konde.sedangkan rincian jenis racun 7 serangga dan 7 bunga terdapat di tusuk konde.yo put hui menyuapi obat penawar pada in li heng sedangkan siao chao menyuapi obat penawar pada jie thay giam.thio bu kie mencuci muka di kamarnya,siao chao pun menyiapkan handuk untuk thio bu kie.setelah thio bu kie selesai mencuci muka,thio bu kie dan siao chao membicarakan tentang tio beng.
di istana,pangeran ke-7 sedang berbincang-bincang dengan selirnya.datanglah pangeran kecil,putra mereka memberitahukan kedatangan pangeran ruyang.di depan istana,pangeran ruyang di sambut oleh pengawal istana dengan ramahnya.mereka pun mempersilahkan pangeran ruyang masuk.di dalam istana,pangeran ruyang pun di sambut dengan alunan musik yang begitu merdu.pangeran ke-7 meminta agar pemain musiknya berhenti sejenak.dan meminta seorang pelayannya membunyikan seruling untuk mengiringi syair yang dilantunkan oleh pangeran ke-7.pangeran ruyang pun merasa senang mendengar syair yang dilantunkan pangeran ke-7.setelah agak lama melantunkan syair,pangeran ke-7 membicarakan banyak hal pada pangeran ruyang dengan ramahnya.setelah sekian lama pangeran ke-7 dan pangeran ruyang berbincang-bincang,pangeran ruyang pamit pulang.di kamar,pangeran kecil mengungkapkan kebingungannya pada sikap ayahandanya.karena,ucapan pangeran ke-7 pada pangeran ruyang sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh pangeran ke-7.pangeran ke-7 pun menjelaskan alasannya bersikap demikian pada pangeran ruyang.pangeran ke-7 pun menjelaskan,sebenarnya dia tidak suka pada tio beng.setelah berbicara agak lama,pangeran ke-7 meminta pangeran kecil keluar dari kamarnya,karena pangeran ke-7 hendak istirahat.ke'esokan harinya,pangeran ke-7 dan pangeran kecil bertamu ke istana pangeran ruyang.di sana,pangeran ke-7 membicarakan tentang sekte ming dan tio beng.di tempat lain,tio beng memerintahkan utusannya membawa putra song wan kiauw untuk menyuruh putra song wan kiauw bertarung dengan salah satu utusan tio beng.agar,tio beng dapat mempelajari kungfu pedang yang dimiliki putra song wan kiauw

Sinopsis To Liong To 2003 episode 19

Malam hari, partai Butong kedatangan tamu, Biksu Kongsiang dari Shaolin. Biksu itu disambut oleh murid-murid Butong. Dari kejauhan, Buki yang baru tiba juga melihat dan menyelinap ke perguruan Butong. Biksu Kongsiang yang disambut oleh seorang murid menengah Butong ( Maaf, admin ga tau namanya) ternyata bemaksud bertemu Thio Sam Hong, tapi tak diijinkan oleh murid menengah tersebut karena gurunya sedang bermeditasi. Buki juga mengintip dari celah dinding. Biksu Kongsiang kemudian ingin bertemu Song Wan Kiau saja, tapi murid menengah itu berkata bahwa Song Wan Kiau belum kembali dari Puncak Terang bersama 6 perguruan lainnya. Biksu Kongsiang kaget dan Buki khawatir terjadi sesuatu pada Paman Gurunya. Biksu Kongsiang dan murid menengah itu memutuskan minta pendapat pada murid ke-3, Ji Tay Giam (Kakak seperguruan Thio Cuisan yang dilukai oleh In So So dan lumpuh karena Sengkun ep-1) .
Biksu Kongsiang dipersilahkan masuk ke kamar Tay Giam, dan Buki berusaha mengintip dari pintu, tapi sayang Buki ketauan oleh seorang murid junior, dan karena kaget, dia tidak sengaja melukai murid itu. Buki kemudian mendapat ide untuk menyamar sebagai murid tersebut. Murid menengah yang tadi menemani Kongsiang kemudian memanggil pengangkat tandu, dan salah satunya adalah Buki yang sudah berganti pakaian. Buki dan murid lainnya mengangkat Ji Tay Giam menemui Thio Sam Hong. Belum juga sampai,Thio Sam Hong yang berilmu tinggi tau ada tamu yang datang dan keluar untuk menyambutnya. Semua murid menghormat termasuk Buki. Biksu Kongsiang memuji Thio Sam Hong yang berilmu tinggi, tapi Thio Sam Hong tetap rendah hati dan bertanya siapa nama Biksu itu dan ada urusan apa sehingga datang malam-malam. Biksu itu kemudian bercerita bahwa sekte Ming berpura-pura bertobat dan membalas dendam pada Shaolin dengan menghancurkan kuil Shaolin dan membunuh murid-murid Shaolin, hanya aku yang selamat, katanya. Biksu Kongsiang juga memberitahu bahwa Butong adalah sasaran berikutnya. Biksu Kongsiang bahkan berlutut sampai menangis memohon Butong membalaskan dendam Shaolin. Thio Sam Hong prihatin karena ia juga pernah menjadi murid Shaolin. Thio Sam Hong pun membantu Biksu Kongsiang berdiri. Tak disangka-sangka, tenyata Biksu Kongsiang bukanlah bermaksud baik, saat Thio Sam Hong dekat dengannya, biksu Kongsiang justru menyerang Thio Sam Hong. Tapi Thio Sam Hon jelas lebih hebat, ia menggunakan jurus Taichinya menghantam kepala Biksu hingga terlempar jauh dan akhirnya meninggal. Tapi, Thio Sam Hong sudah terlanjur terluka, Buki khawatir dan bimbang apakah ia harus mengungkap identitasnya pada Thio Sam Hong, baru saja Buki akan berkata, murid junior Butong datang dan memberitahu kalau sekte Ming datang menyerang. Tio Sam hong menyimpulkan bahwa Biksu Kongsiang adalah orang sete Ming. Thio Sam Hong tidak cemas Butong hancur, yang ia takutkan Ilmu Butong akan hilang. Ia memutuskan menurunkan Ilmu Taichi pada Ji Tay Giam. Awalnya Tay Giam menolak karena cacat, tapi akhirnya ia menerimanya karena keadaan mendesak. Thio Sam Hong memperagakan jurus-jurus Taichi. Buki yang melihatnya, dengan kemampuan fotografik memorinya (kemampuan mengingat seperti oey yong) mengingat setiap gerakan dan jurus Thio Sam Hong. Thio Sam Hong bertanya berapa jurus yang diingat Tay Giam, dan Tay Giam hanya ingat 3-4 jurus. Ternyata awalnya Thio Sam Hong ingin Thio Cui San yang meneruskan ilmu Taichinya. Setelah memberi nasihat pada Tay Giam, Ia kemudian mengajak murid-muridnya menghadapi sekte Ming.
Di luar, sekte Ming palsu ternyata adalah orang-orang Tio Beng. 2 Ketua Xuanming memimpin di depan barisan. Thio Sam Hong dan murid-muidnya datang. Thio Sam Hong menyambut sekte Ming palsu dan seorang muridnya bertanya apa tujuan sekte Ming datang kemari. Kemudian ketua sekte Ming palsu datang, dan ternyata dia adalah Tio Beng.! Buki langsung mengenalinya dan paham atas semua yang terjadi. Buki lalu mengotori wajahnya dengan tanah agar tak dikenali Tio Beng. Tio Beng memperkenalkan dirinya sebagai Tio Bu Ki ketua sekte Ming. Meskipun Tio Beng mengenakan pakaian laki-lakinya, Thio Sam Hong masih bisa mengenali Tio Beng sebagai perempuan, dan punya nama yang sama dengan cucunya (Bu Ki). Thio Sam Hong menanyakan keadaan murid-muridnya yang tak kunjung pulang. Tio Beng berkata mereka semua terluka dan ada ditangannya, sedangkan Pendekar In Li Heng mungkin akan cacat seumur hidupnya seperti Pendekar Ji Tay Giam. Mendengar itu, Thio Sam Hong hampir jatuh. Tio Beng akhirnya tau kalau Thio Sam Hong sedang terluka. Tio Beng memanfaatkan kesempatan ini untuk membujuk Thio Sam Hong agar mengabdi pada Dinasti Yuan. Thio Sam Hong heran, Ming memang sesat tapi selalu menentang Bangsa Mongol. Tio Beng memberi alasan bahwa Biksu Kongwen sudah mengabdi dan mereka hanya mencari orang-orang unggul. Tapi, Thio Sam Hong menolak karena ia hanya berpihak pada kebenaran dan tidak percaya Biksu Kongwen berkhianat. Tio Beng marah dan akan pergi saat Raja Kelelawar datang. Raja Kelelawar datang dan menghormat pada Thio Sam Hong, dan Thi Sam Hong memuji ilmu meringankan diri Raja Kelelawar. Raja Kelelawar mengejek Tio Beng bukan pria sejati karena memakai nama aliran Ming, tapi Tio Beng balik mengejek dengan berkata bahwa ia bukan pria melainkan seorang wanita. Ternyata Raja kelelawar tertipu dengan penampilan Tio Beng. Kemudian Raja Kelelawar bertanya apa tujuan Tio Beng sebenarnya. Tio Beng tak mau bicara, Raja kelelawar mengejeknya jelek, Tio Beng marah diejek jelek. Kemudian Biksu Siu Pu Taek (yang waktu itu membawa Buki dengan karung) datang. Thio Sam Hong jadi bingung yang mana orang sekte Ming yang sebenarnya. Biksu Siu menerima perintah ketua untuk membantu Butong. Tio Beng menuduuh Biksu siu menakut-nakutinya dan minta bertemu ketua Thio. Raja kelelawar senang karena Beng mengakui sendiri dirinya ketua palsu, sadar telah salah bicara, Beng menutup mulutnya. Kemudian Elang Putih, In Tian Ceng datang. Raja Kelelawar heran dan Tianceng menjelaskan bahwa ia dengar Besannya dalam masalah. Thio Sam Hong senang dipanggil Besan oleh Tianceng. Sadar rencananya tak akan berhasil, tapi Tio beng tidak ingin melepaskan kesempatan selagi Thio Sam Hong terluka. Tio beng kemudian menghina aliran Butong, tapi Raja kelelawar mengejek Tio Beng sok tau. Beng kemudian menantang Butong bertarung. Urusan dengan sekte ming akan diurus nanti. Beng yang kesal dan kecewa karena Buki tak datang mengejeknya dengan suara pelan. Raja kelelawar berkata sangat serasi, beng bertanya apa maksudnya. Raja kelelawar berkata “Nona Tio, ketua kami sangat tampan, kau sangat cantik, kau lebih muda darinya, aku jadi mak comblang , lebih baik kau menikah dengan ketua kami saja” Tio beng berusaha menahan senyumnya, sedangkan tio bu ki agak malu. Untung ketua xuanming berdehem, Tio Beng jadi sadar. Tio beng kemudian minta jawaban dari tio sam hong, jadi bertarung atau tidak. Kemudian tio beng mengutus 3 pengawalnya untuk menghadapi tio sam hong. Yang pertama adalah A san, yang menunjukkan tenaga dalamnya yang tinggi dengan menghancurkan lantai dengan pijakannya. Semua anggota sekte Ming kaget akan kemampuannya. Tio Beng dengan nada meremehkan, mempersilahkan tio sam hong mundur. Tio sam hong akan maju saat buki melarangnya dan mengatakan akan melawan A san, membuat semua orang menoleh padanya. Tio sam hong memperingatinya, tapi buki malah semakin bersemangat . Buki kemudian maju melawan A San dan mengeluarkan jurus Taichinya. Ji tay giam kaget dan bertanya pada gurunya darimana anak ini belajar tinju taichi, tio sam hong mengira Buki adalah murid Tay giam, tapi Tay giam malah tidak pernah melihatnya. Tio sam hong menyimpulkan Buki mempelajarinya saat ia mengajari Tay Giam, dan memuji bakat Buki.
Buki membuat A san kewalahan dan Buki minta A San mengeluarkan Obat Hei Yui (obat yang bisa menyembuhkan kelumpuhan). A San heran dan bertanya darimana Bu Ki tau mengenai obat rahasia itu. Buki hanya memastikan saja, dan ternyata benar. Buki minta A San mengeluarkannya, tapi A San tidak mau, buki kemudian mematahkan tangan A San. Buki bertanya lagi, tapi A San tetap tak mau memberitahu, Buki mematahkan tangan A San yang satunya lagi. Sekali lagi buki bertanya, A San tetap ngotot, akhirnya ia menghancurkan lutut A San dengan menghantamnya ke lantai. Tio Beng menyadari itu Buki, dan mengejeknya tak berguna karena menyamar menjadi pendekar Butong. Tio Buki menyangkalnya, karena ayahnya adalah murid Butong, ia tak perlu menyamar sebagai orang Butong. Ia lalu kowtow(sujud) pada kakek gurunya dan minta maaf tak mengatakan identitasnya. Tio Sam Hong bersyukur Buki selamat, Tian Ceng dan Tio Sam Hong saling memuji karena punya cucu yang baik. Tio beng mengejek mereka terlalu bangga. Tio Bu Ki kemudian bertanya pada Tio beng apa dia memiliki Obat Hei Yui, dan memintanya. Tio Beng tidak mau memberikan obat itu, karena ia benci Tio Bu ki sejak kejadian dalam jebakan itu. Buki berkata bukan maksudnya seperti itu, Tio beng senang dan tak bisa menahan senyumnya. Tio Beng kemudian mengajukan 3 pemintaan, tapi belum terpikirka.n Buki awalnya ragu, tapi akhirnya dia menerima dengan syarat tidak melanggar kebenaran dan ia sanggup melakukannya. Tio beng senang bukan main, sampai tersenyum lebar. Tapi kemudian Siao Ciao datang dan memanggil Bu Ki, ia datang bersama Puthui dan In li Heng karena Li heng mengkhawatirkan Butong. Senyum di wajah Tio Beng hilang saat melihat hiasan rambut yang ia berikan pada Bu Ki dipakai Siao Ciao. Ia memerintahkan A Ta, pengawalnya untuk memotong tangan Bu ki.
A Ta menyerang Bu ki menggunakan pedang langit, sampai Buki kewalahan. Raja kelelawar tidak terima karena ini tak adil. Taoi Tio Beng sudah terlanjur marah. Tio Sam Hong tak membiarkan ini terjadi. Ia mengambil pedang dan minta Buki memperhatikan jurus Taichinya. Thio Sam Hong pun memperagakan jurus Taichinya didepan para pendekar. Ia kemudian bertanya pada Buki, sudah sampai man Buki ingat, tapi buki sudah lupa setengahnya, lalu menjadi lupa semuanya. Tian Cheng dan anggota sekte Ming khawatir karena ketua mereka justru semakin lupa dan menganggap ilmu Taichi terlalu rumit, tapi heran saat Bu ki dan Thio sam Hong malah saling tersenyum. A Ta mengejek mereka baru belajar sekarang, kemudian Bu Ki maju dengan pedang yang digunakan Thio Sam hong. Ia kemudian menyerang A Ta dengan jurus Tai Chi yang sempurna. Ternyata ilmu Taichi memerlukan ketenangan dan pikiran kosong agar ilmunya maksimal, tadi Thio Bu Ki tidak tenang dan terus beusaha mengingat teori Tai Chi, makanya tenaga yang keluar jadi kecil. A Ta kalah dan Tio Beng lalu pergi. Buki tidak mau Tio Beng pergi sebelum memberikan Obat Hei Yui padanya, dan ia berusaha mencegah Tio Beng keluar. Tapi ia dihalangi dan terkena tapak Xuanming lagi. Buki menyadari merekalah orang-orang yang menyakitinya sewaktu kecil. BuKi kemudian pingsan.
Anggota sekte Ming cemas di luar karena mengkhawatirkan Buki.raja kelelawar terus mondar-mandir dan membuat Tian Ceng pusing. Mereka terus bertengkar padahal Buki I dalam sudah tidak apa-apa dan malah asyik mengobrol besama Tio Sam Hong. Thio Sam Hong bekata perjalanan hidup Buki sungguh menyenangkan, mereka asyi melepas rindu hingga lupa waktu, hingga raja kelelawar memanggil mereka. Buki dan Thio Sam hong membuka pintu dan minta maaf karena lupa waktu. Buki memiliki kungfu 9 matahari, jadi tidak perlu cemas. Tiancheng heran siapa Nona TIo itu, sampai-sampai 2 ketua xuanming tunduk padanya. Buki tidak perduli hal itu, sekarang yang penting mencari obat Hei Yui dan mencari anggota 6 partai besar yang menghilang. Buki kemudian berpamitan pada In Li Heng dan Ji Tay Giam. Lalu Siao Ciao memanggil Buki karena persiapan sudah siap. Mereka semua berpamitan pada Tio Sam Hong dan Tio Sam Hong memberi nasihat pada Buki agar selalu berbuat kebajikan. Mereka semua pergi, Yo Siauw menyuruh Puthui kembali untuk merawat pendekar In. Puthui kemudian ingin bicara berdua pada Buki, semua mengerti dan meninggalkan mereka berdua. Setelah berdua saja, Puthui kemudian berkata mengenai Bu ki yang menjaga dan mengantarnya sewaktu kecil ke ayahnya, Budi itu tak akan kulupakan. Buki merasa aneh dengan nada bicara Puthui. Puthui berkata ia tidak bisa bicara pada ayahnya, dan karena Buki sudah seperti kakaknya,ia ingin mengatakan sesuatu pada Buki. Puthui kemudian bertanya apakah ayah dan ibunya bersalah pada In Li Heng. Buki minta Puthui jangan mengungkit masa lalu.
“Bagi semua orang, ini mungkin masa lalu, tapi bagi pendekar In yang tak pernah melupakan Ibuku, aku sungguh merasa ayah ibuku semakin bersalah padanya. Aku sudah berjanji padanya, cacat ataupun tidak, aku akan terus menemaninya. Ini adalah perasaanku yang sesungguhnya, seumur hidupku, aku akan menemaninya. Dia tak bisa tanpa aku, akupun tak bisa tanpa dia. Kadang aku berpikir, aku harusnya mengikutimu seumur hidup, tapi kau hanya kakak bagiku. Sedangkan pendekar In, aku sangat suka dan kasihan padanya. Walau usia kami terpaut jauh, orang akan menertawaiku, dan ayah adalah musuhnya,, tapi bagaimanapun juga, aku sudah mengatakannya padamu.”
Puthui lalu meninggalkan Buki. Buki tampak terkejut pada pengakuan Puthui. Sedangkan raja kelelawar menggoda Yo Siaur yang akan bersikap semakin sombong jika sudah jadi ayah mertua Ketua. Ia terus menggoda, tanpa melihat Siao Ciao yang terlihat sedih dan cemburu. Kemudian BuKi datang dan semuanya diam. BuKi betanya dimana Biksu Siu pu Taek, Yo Siauw menyuruhnya pulang bersama pasukan ke Puncak Terang. Yo Siauw memiliki ide, Tio Buki ingin mendenga ide Yo siauw. Yo Siauw berkata Tio Beng memiiki banyak pengawal, akan sulit diselidiki, jadi ia mengusulkan berprncar. Buki setuj, dan mereka berpencar ke 4 arah. Buki bersama dengan Siao Ciao. Buki beistirahat di sebuah kedai di tepi danau yang indah.Ia bertanya pada pemilik kedai, apakah melihat tandu dan iring-iringan. Pemilik kedai membenarkan,sekitar sejam yang lalu. Buki merasa senang dan Ia menyuruh Siao Ciao makan cepat-cepat agar bisa menyusul. Bu Ki heran melihat gelagat Siao Ciao yang tak seperti biasanya, Siao Ciao menjadi lebih pendiam, apa ada masalah? Siao Ciao kemudian melepas hiasan rambutnya, Buki heran dan mengambilnya. “Siao Ciao tidak pantas, Kak Puthui lebih pantas mengenakannya. Benda semahal ini, lebih baik berikan pada kekasihmu saja.” Buki tersenyum dan berkata, ia dan puthui hanya Kakak dan adik, lagipula Puthui menyukai Paman ke-6ku dan ingin hidup bersama, Siao Ciao, kau harus jaga rahasia. kata Buki. Siao Ciao merasa senang. Buki melanjutkan“Kalau kau tak mau, akan kuberikan pada Puthui sebagai hadiah pernikahan” Cepat-cepat Siao Ciao mengambil kembali hiasan rambutnya dan berkata barang yang sudah diberikan tak bisa diambil lagi. Buki bingung dengan pikiran para gadis.
Buki dan Siao Ciao mengintip tenda-tenda yang dibuat Tio Beng. Mereka merasa aneh,wajah dan gaya bicara Tio Beng seperti orang Han, tapi kebiasaan tidur di tenda sepeti orang Mongol. Bu Ki lalu melihat sinar dari sebuah kamar.Ia minta Siao Ciao menunggu dan ia menyelinap ke kamar itu. Dari luar, ia melihat para tabib mengobati A San dan A Ta yang patah tulang. BuKi merasa itu kesempatan emas merebut Obat Hei yui yang dipegang Tabib. Iapun menerobos masuk dan merebut Obat itu dan menotok A Ta da A San.